LOMBOK – Penyakit musiman datang lagi. Harga sejumlah bahan pokok mulai naik di pasar. Lantas apa sikap Pemerintah Kabupaten Lombok Timur?
Penjabat Bupati Lombok Timur, H.M. Juaeni Taofik merencanakan akan menggelar kegiatan operasi pasar pada bulan Ramadan. Operasi pasar tersebut akan dilaksanakan sembari Safari Ramadan untuk membantu pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.
“Di lokasi safari tidak hanya ibadah bersama tetapi akan dilaksanakan pula kegiatan lain seperti operasi pasar,” terangnya melalui keterangan resmi, Rabu (13/3/2024).
Mantan Sekda ini menyebutkan Safari Ramadan akan dilaksanakan di empat titik, adapun titik pelaksanaan safari sejauh ini sudah ditentukan di Dusun Borok Lelet, Desa Lendang Nangka, Kecamata Masbagek. Secara rinci program safari akan diisi dengan kegiatan buka bersama dan santunan kepada anak yatim dan masyarakat kurang mampu.
“Kegiatan ini akan dilaksanakan sekali seminggu, namun titik- titik di minggu selanjutnya belum kita tentukan,” katanya.
Disamping itu, harga komoditas bahan pokok di awal Ramadan 1445 H tidak jauh berbeda dengan sebelum bulan puasa. Dimana hanya beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga secara pluktuatif, namun masih terjangkau di tengah masyarakat.
Seorang penjual beras di Pasar Tanjung Fatma menyampaikan, jika harga beras masih setabil berkisar Rp. 16.000 hingga Rp. 18.000 per kilogram. Dengan harga tersebut volume pembelian masyarakat sebutnya menurun, yakni mulai dari 3 kg sampai dengan 15 kg.
“Masih belum naik, harga ini sama seperti sebelum puasa kemarin,” katanya, Rabu (13/3/2024).
Sedangkan untuk komoditas lain, seperti bawang merah kering harganya Rp. 30.000 per kg, minyak goreng harganya Rp. 17.000 per kg dan cabai rawit berada di harga Rp. 50.000 per kg. Harga cabai rawit sempat naik Rp. 65.000 per kg, namun sempat turun menjadi Rp. 45.000 per kg dan sekarang harganya Rp. 50.000 per kg.
” Kalau cabai ini memang tidak menentu, cepat turun dan naik,” ujarnya.
Sisi lain para pembeli mengaku cukup khawatir dengan harga bahan pokok di bulan Ramadan dimana harga bahan pokok utamanya beras disebut cukup tinggi di pasaran.
“Ia memang tidak naik saat ini, tetapi harganya mahal,” kata Aminah pengunjung pasar setempat.
Ia menjelaskan pada bulan puasa setidaknya membutuhkan sebanyak 25 Kg beras perhari untuk kebutuhan usaha ketupat yang digelutinya juga. Untuk memenuhi kebutuhan beras tersebut, pihaknya mengaku membeli di pasar menjadi pilihan terakhir, sebab banyak membeli beras dari warga untuk menekan biaya produksi.
“Beras ini saja modalnya besar, kalau bawang, cabai masih terjangkau,” katanya tegas.
Pembeli lain, Suhaimi mengaku khawatir dengan harga beras kedepannya, ia memperkirakan akan mengalami kenaikan jika tidak ada upaya dari pemerintah. Sebab hingga akhir Ramadan masih belum panen raya.
Namun demikian, pihaknya berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya- upaya nyata untuk menekan kenaikan harga hingga panen raya.
“Kita tunggu pemerintah saja, semoga tidak ada kenaikan nanti,” harapnya.(fen)