LOMBOK – Warga Dusun Embung Belek, Desa Lelong, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah dibuat gempar. Seorang tokoh agama, TGH. M. Kamal Syah Tahdy menyebutkan jika di Gubuk Makam Dusun Embung Belek ada makam seorang Patih dari Datu Langko. Patih ini dikenal sebagai orang yang sangat setia kepada sang raja.
Pendiri salah satu pondok pesantren ternama di Desa Bakan, Kecamatan Janapria ini menceritakan awal mula dirinya mengetahui bahwa di Gubuk Makam ada makam Patih.
Dimana, saat itu tuan guru berkunjung ke kediaman muridnya di Dusun Embung Balek. Di sana dia sempat bertanya kepada muridnya dan warga setempat, dulu tempat ini ada apa? Sang murid dan warga menceritakan jika ada pemakaman umum yang tak terurus. Dari situ tempat tinggal sang murid disebut Gubuk Makam, spontan tokoh agama ini menyebutkan jika di makam umum itu merupakan tempat yang mulai.
Di hadapan Jemaah dan warga dusun setempat, tuan guru menyampaikan jika di lokasi pemakaman ini ada satu makam seorang Patih. Jika ingin aman dan damai, maka jaga dan rawat tempat yang mulai ini.
“Makanya sering ada keributan, ada perkelahian ya mungkin salah satu karena dampak perbuatan kita semua. Ini tolong dijaga dan dirawat, silakan ziarah di tempat ini. Ingat, ini tempat yang mulia,” katanya, Minggu sore (3/9/2023) di lokasi pemakaman.
Selain itu juga, tuan guru menceritakan jika dulunya dia juga pernah menulis tentang sejarah Kedatuan Langko, sebuah kerajaan yang didirikan Pangeran Mas Panji Tilar Negara yang berasal dari Kerajaan Selaparang di Lombok Timur. Diketahui, dari cerita sebuah kerajaan Langko tak ditemukan ada bukti-bukti peninggalan. Termasuk di mana sang Patih dimakamkan.
Berangkat dari situ, oleh profesor di kampus ia diminta untuk menulis sejarah yang ada di wilayah masing-masing. Kemudian atas izin Allah, dirinya memulai menulis tentang sejarah Langko yang tanpa bukti peninggalan.
“Saya pernah sekolah di Jakarat, saya diminta menulis tentang Kerajaan Langko. Setelah memohon kepada Allah saya diberikan petunjuk,” ceritanya.
Dengan demikian, tuan guru berpesan kepada warga setempat untuk bersama-sama menjaga dan merawat keberadaan makam tersebut. Apalagi dirusak karena tempat ini sangat mulia.
“Saya tidak mengada-ada, kalau ini dijaga tempat ini Insyaallah akan aman tidak ada keributan. Sekarag warga harus jaga tempat ini karena tempat mulia,” katanya berulang kali.
Tuan guru berjanji akan kembali melanjutkan ceritannya soal makam Patih ini, pekan depan dalam pengajian berikutnya. Di sana pihaknya akan menceritakan detail soal makam tersebut.
Sementara sejumlah warga di lokasi pembukaan makam Patih ini menceritakan, menurut cerita orangtua masa lalu memang ada makam di tempat itu sehingga disebut Gubuk Makam.
Sebagai bukti peninggalan lainnya, ada juga sebuah sumur yang airnya tidak pernah kering. Jarak dari lokasi makam sekitar 100 meter. Air sumur ini beberapa kali disedot menggunakan beberapa mesin air tidak bisa habis.
“Jadi ini salag satu disebut orangtua kami dulu ada sebuah sumur, dan memang benar ada sumur dekat masjid ini,” kata tokoh pemuda Dusun Embug Belek, Ustadz Imron.(dik/nis)