LOMBOK – Setidaknya warga dari enam kecamatan telah bersurat meminta penyaluran air bersih di Lombok Tengah. Di antaranya, Kecamatan Praya Timur, Pujut, Jonggat, Praya Barat Daya, Praya Barat dan sebagian di Kecamatan Praya.
Atas kondisi ini, Kepala Pelaksana BPBD Ridwan Makruf telah menetapkan status darurat kekeringan untuk Lombok Tengah.
“Permintaan air bersih meningkat, ini puncak-puncaknya musim kemarau,” ungkapnya kepada media usai menghadiri peringatan HUT Loteng ke – 79 di Halaman Kantor Bupati, Selasa (15/10/2024).
Dijelaskan Ridwan, bulan Juli lalu sebenarnya Lombok Tengah telah masuk dalam status siaga dan pada akhir bulan Agustus dinyatakan masuk dalam kategori status darurat kekeringan.
Maka dengan itu, pihaknya membuat surat keputusan (SK) penanggulangan bencana kekeringan dari bulan Juni sampai Desember 2024. Ke depan dia berharap hujan turun walaupun baru membasahi lahan masyarakat saja.
Sedangkan terkait armada penyaluran air bersih, BPBD dibantu oleh instansi lain seperti mobil tangki milik Badan Wilayah Sungai Nusa Tenggara I (BWS NT I), PerumdaTirtha Ardhia Rinjani (PDAM), dan milik Palang Merah Indonesia (PMI).
“Sementara ini masih didominasi Jonggat, kalau di Praya ada di daerah Leneng saja mungkin karena sistem pergantian penyaluran air dari PDAM,” bebernya.
Sampai dengan hari ini pihaknya telah menyalurkan 70 tangki air bersih, namun karena tidak memiliki armada Ridwan mengakui proses penyaluran menjadi tersendat.
“Karena kita sampai saat ini belum ada itu (truk tangki, red) harus menunggu jadwal dari tempat yang kita pinjam,” pungkasnya.(nis)