LOMBOK – Sebanyak 50 wanita pengrajin kerajinan tangan anyaman rotan dan ketak di Dusun Dasan Tengak, Desa Loang Maka, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah diberdayakan dengan diberikan pelatihan ekonomi kreatif, Minggu (12/1/2025).
Kegiatan pelatihan itu merupakan salah satu tahapan program dari Pertamina Foundation Young Preneur 2024, dimana mereka mendapatkan sejumlah pelatihan mulai dari pelatihan anyaman, digital marketing, inovasi produk, manajerial serta bagaimana langkah untuk ekspor produk mereka.
Penanggung jawab program Bagas Anggara memastikan pogram ini akan berkelanjutan dengan memberikan pendampingan sampai ke level expert.
“Ini kita berikan pelatihan kepada lima pemilik usaha kerajinan rotan dan 50 orang wanita pengrajin rotan,” ungkapnya kepada koranlombok.id.
Kata Bagas, ini juga merupakan pembina dari PT Dunia Kerajinan Rotan Lombok dan mengharapkan, melalui program bersama dengan Pertamina Foundation tersebut potensi usaha-usaha kerajinan ketak dan rotan di wilayahnya dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Nantinya pada tahap pelatihan ini, akan diberikan pendampingan selama sekitar 2 bulan dan akan dinilai dampaknya kepada hasil produk mereka. Sementara itu nanti di tahap kedua mereka juga akan diberikan pendampingan untuk mempraktekan hasil dari pelatihan sampai dengan mendatangkan investor dan menjadi perusahaan berbadan hukum.
Sementara itu wilayahnya menjadi satu-satunya binaan Pertamina untuk pengembangan produk kerajinan ketak dan rotan di NTB.
Diketahui sejumlah bahan baku kerajinan rotan masih didatangkan dari luar daerah, sebab harus diolah secara khusus sebelum bisa digunakan. Sedangkan di Pulau Lombok sebenarnya tanaman rotan banyak bisa didapatkan di sejumlah tempat.
Kendati demikian, terkadang untuk menyiasati masalah harga bahan baku biasanya memilih jenis rotan yang akan digunakan untuk membuat produk dengan bentuk yang lain, selain itu mereka juga mengembangkan produk dengan bahan baku bambu.
“Kita harapkan jika ada bantuan dari pihak lainnya bisa kami anggarkan untuk membeli mesin sehingga bahan baku bisa lebih murah kita dapatkan,” harapnya.(nis)