Harga Cabai Menggila, Pemkab Tak Bisa Kendalikan Harga di Pasar Renteng

oleh -451 Dilihat
FOTO ANIS PRABOWO JURNALIS KORANLOMBOK.ID / Seorang pembeli di Pasar Renteng, Praya, Lombok Tengah.

 

 

 

LOMBOK – Sudah menjadi sebuah tradisi. Setiap masuknya bulan suci Ramadan harga kebutuhan pokok selalu melonjak naik. Salah satunya, cabai.

Di Pasar Renteng Praya, Lombok Tengah harga cabai rawit naik dari harga semulanya Rp 120 ribu kini tembus 200 ribu per kilogram.

Pedagang di Pasar Renteng Baiq Layla mengatakan, penyebab naiknya harga cabai dikarenakan saat ini memasuki musim tanam padi sehingga menyebabkan stok cabai berkurang. Selain itu stok dari luar daerah juga sama.

 

“Hari kemarin Rp 120 ribu, sekarang malah sampai Rp 200 ribu. Naik 80 ribu loncat sekali hari ini,” cerita pedagang kepada media, Senin (3/3/2025).

Baca Juga  Klaim Tanah, Oknum Warga Segel Musala di Desa Aik Berik

 

Tidak terkecuali cabai kering juga mengalami hal serupa. Sebelumnya seharga Rp 150 kini tembus Rp 160 ribu perkilogram.

Kata Layla, dampak harga cabai mahal membuat para pembeli memilih mengurangi jumlah yang dibeli. “Kita kan samakan kalau harga yang segar saja, mahal pastinya yang kering juga ikut mahal, tidak tau kalau besok mungkin tambah naik lagi,” katanya.

 

Seorang pembeli di Pasar Renteng, Mardawati yang juga merupakan pemilik usaha olahan sambal menyebutkan harga cabai sekarang ini merupakan harga paling tinggi.

Baca Juga  Perampok Todong Kasir Indomaret dengan Sajam, Isi Brankas Ludes

“Saya sudah lima tahun usaha bikin sambal baru kali ini saya tau harga cabai sampai Rp 200 ribu, dulu paling mentok 30 ribu sekarang bisa naik 70 ribu,” ungkapnya di lokasi.

Mardawati akan tetap melakukan produksi sambal kemasan, sementara itu sejak sebulan sebelumnya ia juga telah melakukan produksi untuk menyiapksan stok untuk penjualan bulan ini via cost of delivery (COD).

Baca Juga  Pemerintah Didesak Cabut Izin Pengecer Pupuk Subsidi Nakal di Lombok Tengah

“Tapi kalau misalnya harga cabai sampai segini tahan dulu untuk produksi,” tuturnya.

 

Terpisah Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Tengah, RR. Sri Mulyaningsih mengaku jika solusi cabai mahal mereka harus bekerjasama dengan dinas dan pihak terkait.

“Biasanya kami menggandeng dinas lain atau Bank Indonesia untuk cluster komoditas cabai begitu, kemudian dinas terkait seperti ketahanan pangan,” ungkapnya.

 

Cara lain katanya, melakukan operasi pasar selama bulan suci Ramadan meliputi sejumlah komoditas seperti beras, minyak goreng, serta gula pasir.(nis)

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Koranlombok media online dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Koranlombok selalu menayangkan berita Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.