LOMBOK – Kebijakan PT Angkasa Pura Bandara Internasional Lombok menambah alternatif pilihan transportasi darat seperti, layanan taksi Bluebird menjadi sumber kemarahan pelaku travel lokal di lingkar bandara.
Dari kebijakan itu, pelaku travel lokal mencurigai adanya kepentingan pihak tertentu dan merugikan para travel lokal. Hal ini disampaikan Ketua Koperasi Lombok Baru H. Lalu Basir dalam podcast bersama Koranlombok, Sabtu (1/3/2025).
Kata Basir, kebijakan Angkasa Pura membuat lima pengusaha local, 132 sopir travel yang belum tergabung di lembaga lokal dan dua pengusaha jasa transportasi nasional terdampak.
“Ini yang membuat kami menjerit,” ungkapnya.
Ditegaskannya, sebelum ada kebijakan ini para travel lokal merasakan kenyamanan dan kelancaran. Namun setelah keluar kebijakan baru tanpa sosialisasi dan koordinasi membuat travel lokal dirugikan.
“Kebijakan ini Desember 2024 dan terjadi aksi awal Januari tanggal 9 dan sampai sekarang kami masih suarakan,” bebernya.
Selain itu, pihaknya juga mempersoalkan sikap Dinas Perhubungan NTB yang mendadak menyebutkan mereka tidak ada izin.
“Kami beroperasi di sini sejak bandara Lombok ada, kenapa sekarang dan izin apa mau dipersoalkan. Kalau harus kami upgrade kami akan lakukan dan sekarang kami sedang urus semua,” tegasnya.
Berikut video podcast bersama jurnalis koranlombok.
Klarifikasi Pihak Angkasa Pura Lombok
BANDARA Lombok kembali menambah alternatif pilihan transportasi darat dari bandara dengan hadirnya layanan taksi Bluebird mulai Sabtu (1/2/2025).
Hadirnya layanan Bluebird ini untuk memenuhi permintaan pengguna jasa akan adanya pilihan transportasi bandara berbasis argometer. Sebelumnya juga telah hadir pilihan transportasi bandara berbasis aplikasi Grab Car sejak 28 Juni 2021 dan GoCar yang beroperasi sejak 23 Desember 2024.
“Kehadiran Bluebird, Grab Car, dan GoCar ini melengkapi layanan jasa transportasi darat yang sudah ada sebelumnya di Bandara Lombok. Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk meningkatkan standar pelayanan bandara kepada pengguna jasa, khususnya dalam layanan transportasi darat penghubung bandara. Selain sebagai alternatif, hal ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah bagi armada penyedia layanan transportasi darat di Bandara Lombok,” kata General Manager PT Angkasa Pura Indonesia KC Bandara Lombok Barata Singgih Riwahono.
Selain itu, semakin beragamnya pilihan moda transportasi darat resmi di bandara ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi dari dan menuju ke bandara, memastikan kenyamanan dan keamanan penumpang pengguna jasa transportasi, serta memudahkan mobilitas masyarakat dan wisatawan yang tiba maupun berangkat dari Bandara Lombok.
“Kami sebagai pengelola bandara ingin memastikan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan pengguna jasa dengan menghadirkan layanan pendukung bandara yang memiliki standar baik serta menyesuaikan kebutuhan pengguna jasa bandara. Hal ini juga bagian dari upaya kami dalam mendukung Lombok sebagai destinasi pariwisata serta demi kemajuan masyarakat NTB,” imbuh Barata.(red)