Pesona Kearifan Lokal Desa Sade

oleh -231 Dilihat
SUMBER FOTO INTERNET

 

Oleh: Nurmawati (Mahasiswa UIN Mataram)

 

DESA Sade terletak sekitar 20 kilometer dari Kota Mataram, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa ini terkenal dengan arsitektur tradisionalnya yang unik, yang terbuat dari anyaman bambu dan beratapkan alang-alang. Desa Sade menjadi tujuan wisata yang populer bagi mereka yang ingin merasakan atmosfer budaya Sasak yang kental. Sejarah Desa Sade sendiri memiliki akar yang dalam. Desa ini diyakini telah ada sejak abad ke-16, dan hingga saat ini, masih dihuni oleh keturunan suku Sasak yang mempertahankan tradisi nenek moyang mereka. Desa Sade juga memiliki nilai sejarah yang signifikan dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda pada masa lalu.

Salah satu daya tarik utama Desa Sade adalah arsitektur rumah tradisionalnya yang unik. Rumah-rumah di Desa Sade terbuat dari anyaman bambu dan tanaman alang-alang untuk atapnya. Dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu memberikan sirkulasi udara yang baik, menjadikannya nyaman di tengah terik matahari tropis. Selain itu, bentuk rumahnya sederhana namun indah memberikan kesan estetika yang khas. Rumah-rumah di Desa Sade biasanya memiliki dua lantai. Lantai pertama berfungsi sebagai tempat tinggal, sementara lantai kedua digunakan untuk menyimpan hasil pertanian atau sebagai tempat beristirahat.

Baca Juga  Pemutakhiran Data Pemilih Pilkada 2024: Strategi Validasi dan Akurasi DPT

Keunikan Desa Sade tidak hanya terletak pada arsitektur rumahnya, tetapi juga pada tradisi dan budaya yang tetap lestari. Wisatawan dapat menyaksikan beragam kesenian tradisional seperti Gendang Beleq, Peresean, dan Tari Tandak. Setiap pertunjukan memiliki makna mendalam yang menggambarkan kehidupan dan kepercayaan masyarakat Sasak.

Desa Sade tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur tradisionalnya, tetapi juga kaya akan kearifan lokal dan tradisi budayanya. Masyarakat Desa Sade sangat memegang teguh nilai-nilai luhur, seperti gotong royong, kebersamaan, dan saling menghormati. Mereka menjaga tradisi nenek moyang dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari upacara adat, tarian tradisional, hingga kerajinan tangan khas.

Jika setiap daerah di Nusantara berkembang mengikuti perubahan zaman, Desa Sade memilih untuk tetap mempertahankan pola kehidupan yang sudah diturunkan dari leluhur mereka. Hal tersebut terlihat dari pola kehidupan mereka yang masih homogen. Salah satu contohnya adalah kaum pria yang sebagian besar bekerja menjadi petani, sementara para perempuan bekerja membuat kain sesek.

Baca Juga  Destinasi Wisata Air Terjun Sendang Gile di Lombok Utara

Kain sesek yang setiap hari diproduksi oleh para perempuan dijajakan di depan rumah mereka. Kain tenun yang indah tersebut mereka jual dengan harga berkisar antara ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Harga ini tergantung pada variasi motif dan bahan baku kain yang digunakan. Masyarakat Desa Sade juga memproduksi kerajinan tangan seperti kalung, gelang, dan pernak-pernik. Barang-barang yang diproduksi masyarakat Desa Sade dinilai berkualitas baik sehingga digemari wisatawan.

Satu lagi tradisi unik di Desa Sade adalah dalam hal perkawinan. Di sini, saat akan menikah perempuan harus diculik terlebih dahulu oleh pihak laki-laki.  Atau berjanji diam-diam untuk bertemu di sebuah tempat yang diberi nama pohon cinta.  Pohon ini letaknya tepat di tengah-tengah desa.  Namun posisinya entah bagaimana berada di belakang rumah-rumah Desa Sade.  Seolah memang sudah diatur sedemikian rupa, sebagai tempat pertemuan bagi mereka yang sedang jatuh cinta.  Nanti, akan ada seseorang yang bertugas sebagai mak comblang, memberi kabar ke keluarga perempuan untuk kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan tentang pernikahan.Tradisi unik ini disebut memari atau kawin lari.  Saat sudah bertemu di pohon cinta, perempuan yang diculik akan dibawa ke rumah keluarga atau teman si laki-laki selama 3 hari 2 malam.  Dalam masa inilah kemudian ada utusan dari pihak lelaki ke rumah perempuan yang melakukan negosiasi tentang rencana pernikahan.  Benar-benar tradisi yang unik. Pohon ini sebenarnya adalah pohon nangka. Meski sekarang pohonnya sudah mati, tapi tetap berdiri tegak dan dijaga keberadaannya.  Justru karena sudah tak berdaun itu, menjadikannya tampak eksotis.

Baca Juga  Destinasi Wisata Kuliner Kebun Ayu Gerung

Mengunjungi Desa Adat Sade memberikan pengalaman tak terlupakan bagi siapa saja yang ingin merasakan kehidupan tradisional masyarakat Sasak. Desa ini adalah simbol kekayaan budaya Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. Berkunjung  ke Desa Sade, kita tidak hanya menikmati keindahan budaya tetapi juga turut serta dalam melestarikan warisan nenek moyang yang berharga.

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Koranlombok media online dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Koranlombok selalu menayangkan berita Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.