Mengenal Seni Tradisional Peresean dari Masyarakat Adat Sasak

oleh -214 Dilihat
SUMBER FOTO ALYA RISKIKA ANDINI FOR KORANLOMBOK.ID

 

Oleh: Alya Riskika Andini (Mahasiswa UIN Mataram)

 

Peresean merupakan seni bela diri tradisional masyarakat Suku Sasak Lombok, Nusa Tenggara Barat. Seni ini tidak hanya sekadar pertunjukan ketangkasan, akan tetapi mencerminkan nilai budaya, spiritual, dan sejarah yang telah lama mengakar dalam kehidupan masyarakat. Berawal sejak abad ke-13, Peresean dahulu digunakan sebagai latihan fisik bagi para prajurit sebelum berperang, saat ini tradisi presesan juga menjadi bagian dari ritual minta hujan.

 

Pertarungan dalam Peresean dilakukan dengan menggunakan tongkat rotan (sasa) dan perisai kulit kerbau (tedung). Para petarung, atau pepadu, saling menyerang dan bertahan dengan keahlian, ketangkasan, serta strategi yang matang. Meskipun tampak keras dan menegangkan, Peresean tetap menjunjung tinggi nilai sportivitas dan penghormatan terhadap lawan, sehingga seni ini bukan sekadar ajang pertarungan fisik, tetapi juga warisan budaya yang mengajarkan keberanian dan kehormatan.

Baca Juga  Pesona Wisata Tolang Empak Hill Kecamatan Sekotong

 

Pakembar, atau wasit dalam Peresean, memiliki peran penting dalam memastikan jalannya pertandingan tetap adil dan aman. Ia tidak hanya bertugas mengawasi peraturan, tetapi juga memberi instruksi kepada petarung serta menghentikan pertarungan jika dianggap berbahaya. Peran pakembar menunjukkan bahwa Peresean bukan sekadar adu kekuatan, tetapi juga mengedepankan aturan dan keselamatan dalam tradisi ini.

 

Peresean bukan hanya sekadar pertarungan fisik, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat Sasak. Seni bela diri ini dianggap sebagai simbol pengendalian diri, keberanian, dan kesetiaan terhadap adat serta leluhur. Sebelum dimulai, biasanya ada ritual atau doa yang dipanjatkan untuk keselamatan dan keberkahan, menunjukkan bahwa Peresean juga berfungsi sebagai sarana spiritual dalam kehidupan masyarakat Sasak.

Baca Juga  Ekspedisi Jamur Lombok : Menjelajah Hutan Mencari Rizeki

 

Peresean tidak hanya menjadi ajang pertarungan, tetapi juga berperan sebagai sarana untuk mempererat hubungan sosial dalam masyarakat Sasak. Seni tradisional ini turut melatih generasi muda agar memiliki kekuatan fisik, keberanian, serta tetap menghormati tradisi leluhur. Dengan demikian, Peresean menjadi lebih dari sekadar hiburan, tetapi juga sebuah pelajaran hidup tentang nilai kejujuran, pengendalian diri, dan keberanian.

 

Meskipun dunia terus berkembang, masyarakat Sasak tetap melestarikan Peresean sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Seni bela diri ini kini tidak hanya menjadi tradisi, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya di Lombok. Banyak wisatawan, baik lokal maupun internasional, tertarik untuk menyaksikan Peresean sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya Sasak.

Baca Juga  Islam Agama Damai : Memahami Perbedaan dalam Menjunjung Persatuan

 

Seni tradisional Peresean adalah bukti nyata bahwa tradisi dapat bertahan di era modern tanpa kehilangan makna aslinya. Seni ini tidak hanya mempertontonkan keberanian dan keterampilan bertarung, akan tetapi membawa pesan mendalam tentang nilai kehidupan. Bagi masyarakat sasak. Peresean adalah warisan budaya yang memiliki nilai spiritual, sosial, dan edukatif yang sangat dihargai hingga saat ini.

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Koranlombok media online dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Koranlombok selalu menayangkan berita Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.