LOMBOK – Entah apa yang terjadi dengan proyek Smart Board. Sebagian besar pejabat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Tengah kompak memilih tutup mulut. Setiap ditanya terkait proyek ini, pejabat Dikbud berdalih rapat hingga saling lempar ke pejabat satu dan pejabat lainnya. Mulai dari kepala dinas bahkan kepala bidang di Dikbud. Apa sebenarnya yang terjadi?
Penelusuran Jurnalis Koranlombok.id
Ada tiga SD favorit di Kota Praya yang dijadikan sampel jurnalis Koranlombok.id untuk mencari tahu kegunaan Smart Board atau papan tulis interaktif layar sentuh tersebut. Mulai dari SDN 3 Praya, SDN 4 Praya dan SDN 22 Praya.
Penemuan di lapangan, bahwa sekolah tersebut mengaku merasa kekurangan jumlah Smart Board. Masing sekolah hanya menerima 1 unit.
Kepala SDN 22 Praya, Nurul Alpa mengungkapkan bahwa smart board sangat berguna untuk membantu kegiatan pembelajaran para siswa serta untuk meningkatkan tujuh kebiasaan hebat anak Indonesia. Katanya, penggunaan nanti akan disesuaikan dengan kesepakatan guru-guru jika ingin menggunakannya mereka harus bergantian sesuai jadwal yang ditentukan.
“Setiap hari Sabtu kami mengeluarkan smart board ini ke lapangan untuk pembelajaran, guna meningkatkan tujuh Kebiasaan Hebat Anak Indonesia,” ungkapnya, Senin 22 September 2025.
Kata Nurul, smart board dibagikan pada awal tahun 2025 oleh Dikbud dengan jumlah diterima hanya satu unit saja. Jumlah tersebut dirasanya kurang karena idealnya dibutuhkan satu unit per kelas.
Dia berharap ada penambahan jumlah smart board agar pembelajaran untuk anak-anak dapat berjalan lebih mudah.
Sumber berikutnya, Kepala SDN 4 Praya, Hj. Suyatni. Dia menyampaikan untuk pembagian smart board ini sudah cukup lama, hampir satu tahun lamanya dan yang ia terima sama dengan sekolah lainnya.
Suyanti menjelaskan, smart board tersebut digunakan untuk keperluan pembelajaran dan ditempatkan di ruang perpustakaan. Pada hari Sabtu, perangkat itu dikeluarkan untuk kegiatan senam bersama anak-anak.
Menurut Suyatni, pengadaan smart board ini sangat bermanfaat karena membantu proses belajar anak-anak. Misalnya untuk menayangkan video pembelajaran dan materi lain yang mendukung.
“Sangat terbantu, karena rekan-rekan guru dapat memutar video pembelajaran agar anak-anak bisa melihat secara langsung,” ungkapnya, Kamis 18 September 2025.
Dia berharap jumlah smart board dapat ditambah. Sebab, di sekolah terdapat 18 rombongan belajar (Rombel) dengan 629 siswa. Setiap kelas memiliki tiga rombel yang mengikuti pembelajaran pada waktu yang sama, maka perangkat tidak perlu dipakai secara bergantian.
Narasumber terakhir operator SDN 3 Praya, Sarial Ziarani. Dia mengungkapkan terkait pembagian smart board setiap sekolah hanya mendapatkan jatah satu dan itu sudah diterima sejak tahun 2024.
Dia menjelaskan, smart board tersebut digunakan untuk keperluan rapat guru serta pembelajaran siswa.“Jadi, siapa yang butuh dia yang gunakan,” katanya.
Soal jumlah, dia menyebutkan masih kurang karena hanya satu unit diterima pihaknya di sekolah.
“Kalau nanti kelas I mau pakai, kemudian kelas VI juga mau pakai, kan bentrok,” kata dia.
Dirinya berharap ada penambahan jumlah smart board agar tidak terjadi bentrokan penggunaan di setiap kelas.(hil)







