LOMBOK – Nursiah terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD II Partai Golkar Lombok Tengah. Ini berdasarkan hasil Musyawarah Daerah (Musda) ke – XI yang berlangsung di Hotel Raja, Kuta, Kecamatan Pujut Sabtu, 18 Oktober 2025.
Kader senior Partai Golkar Lombok Tengah, H. Abdul Karim menyebutkan Nursiah merupakan figur yang cocok dan sangat berpengalaman karena lama duduk di kursi birokrasi. Termasuk cepat beradaptasi secara politik.
Dia menyampaikan, meskipun Pileg lalu Golkar belum mampu duduk di posisi puncak memimpin legislatif. Dirinya berharap agar jumlah kursi yang didapat Golkar dapat terus semakin besar, seperti kejayaan partai beringin pada waktu dahulu.
“Dan beliau (Nursiah, red) mendapatkan dukungan yang sangat kuat dari semua elemen, dari pengurus di tingkat desa, kecamatan, kebupaten dan seluruhnya dari sayap – sayap dan penasehat dan semuanya,” sebutnya.
Terkait dukungan kuat dari DPD Golkar NTB kepada Nursiah untuk maju menjadi bupati pada Pilkada Lombok Tengah ke depan. Abdul Karim mengatakan tidak ada keraguan soal itu.
“Kita optimis beliau akan berhasil, tidak ada keraguan saya tau persis itu, aklamasi lagi jarang hal seperti itu terjadi. Kita rebut kembali dan beliau kedepan bupati,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPD Golkar NTB, Mohan Roliskana mengatakan aklamasi adalah salah satu variabel atau tolak ukur kekompakan kader dan pasca Musda tidak ada faksi dan friksi dan diharapkan semua bisa melebur memberikan dukungan politik secara moril.
Sedangkan soal target untuk DPD II Golkar Lombok Tengah, Mohan bisa merebut kursi DPRD karena lada Pileg lalu selisih suara hanya terpaut sedikit sekitar 2000 suara dengan Gerindra. Demikian juga untuk kursi eksekutif bagaimana agar politisi Golkar bisa duduk menjadi bupati.
Alasan Nursiah terpilih secara aklamasi menurut dia, karsna memang kesepakatan para kader dan pihaknya hanya menfasilia secara administratif. Mohan berharap dengan jejak rekam Nursiah yang dahulu sempat sebagai seorang birokrat dan saat ini bertransformasi sebagai politisi bisa memberikan ke arah lebih matang bagi Golkar ke depan. Termasuk menjadi calon bupati dari Golkar di Pilkada mendatang.
“Kenapa tidak (menjadi cabup), ya itu karena memang tujuan politik itu adalah kekuasaan. Melalui kekuasaan itu kemudian akan lahir kebijakan strategis untuk kesejahteraan kepada masyarakat dan dalam ruang yang terbatas Golkar ikut bermain untuk ikut menentukan arah kebijakan,” kata Mohan.(nis)





