Pernikahan Usia Dini Akibat Faktor Kemiskinan

oleh -410 Dilihat
ilustrasi

Penulis: Naya Salsabila Amanda

Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan  Universitas Muhammadiyah Malang

 

 

PERNIKAHAN dini di Indonesia dari masa ke masa merupakan polemic yang belum tuntas hingga saat ini. Kasus Pernikahan Usia Dini masih sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu faktornya di dominasi oleh factor kemiskinan ataupun ekonomi, padahal jalan keluarnya bukan menikah di usia dini, tetapi ada hal-hal positif lain yang bisa dilakukan oleh anak muda di era saat ini. Misalnya, anak muda bisa membuka angkringan ataupun membuka online shop dengan cara meminjam modal di koperasi ataupun ditempat halal lainnya. Pernikahan dini bukanlah jalan keluar dari masalah kemiskinan, bisa jadi malah meningkatkan angka kemiskinan yang sudah tinggi di Indonesia ini. Selain itu, pernikahan dini juga bisa mengganggu factor perkembangan anak dari segi mental,pendidikan dan masih banyak lagi. Hal ini  juga memungkinkan munculnya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang diakibatkan pernikahan dini karena pemikiran yang belum matang dan belum terbuka soal rumah tangga dan tak lain dampaknya adalah meninggal dunia. Tentu saja di setiap harinya pernikahan dini terjadi namun tidak tercatat. Pernikahan dini sebenarnya tidak dianjurkan, namun orang mengira bahwa pernikahan ini bisa menyelesaikan masalah perekonomian.Saat ini banyak pihak yang menganggap bahwa pernikahan ini sebagai hal yang biasa. Praktik pernikahan dini lebih sering terjadi di wilayah pedesaan dibanding perkotaan.

Baca Juga  NW jadi Garda Terdepan, Mendukung Program Makan Bergizi Gratis

Pernikahan dini menjadi salah satu masalah yang berdampak jangka panjang bagi sumber daya manusia di masa yang akan datang. Artinya, pernikahan dini akan berdampak terhadap performa kualitas sumber daya manusia di Indonesia di masa yang akan datang. Selain itu, akan susah juga mencari pekerjaan bagi mereka yang menikah di usia dini, biasanya mereka yang menikah di usia dini ini merupakan siswa yang putus sekolah karena masalah ekonomi, jika mereka ingin mencari pekerjaan akan sulit dikarenakan tidak memiliki ijazah dan tentu saja hal ini akan berdampak pada angka kemiskinan yang meningkat. Bagi rumah tangga miskin,anak perempuan dianggap sebagai beban ekonomi dan pernikahan dianggap menjadi solusinya,namun kondisi ekonomi dalam keluarga barunya bukan malah lebih baik daripada keluarga sebelumnya,justru kondisi ini menimbulkan angka kemiskinan dikarenakan banyak laki-laki yang terlalu dini usianya untuk menikah sehingga tidak memiliki kesiapan mental dan ekonomi yang cukup. Peran orangtua juga sangat diperlukan untuk membimbing anaknya agar tidak terjadi penikahan dini. Pencegahan ini harus dimulai di lingkungan keluarga,terutama orang tua yang harus melakukan pendampingan intensif dengan penuh kasih sayang.Kondisi ini cukup memprihatinkan, karena usia anak-anak ini tidak dipikirkan oleh orangtuanya. Banyak keluarga yang akhirnya mendorong anaknya untuk segera menikah dengan harapan beban ekonomi berkurang setelah anak tersebut diambil oleh suaminya.

Baca Juga  Surgaku di Bawah Telapak Kakimu Ibu

Dengan terus meingkatnya angka pernikahan dini di Indonesia, maka akan memperbesar peluang terjadinya kemiskinan antargenerasi. Generasi dari keluarga miskin kemudian lahir keluarga dan masyarakat miskin baru lagi. Anak yang menikah di usia dini juga tentu sulit untuk mengembangkan dirinya, tentu saja negara akan kehilangan generasi masa depan yang mampu mengembangkan Indonesia dalam segala aspek. Generasi penerus bangsa harusnya ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan masyarakat yang adil dan makmur bagi bangsa ini. Jangan sampai generasi muda ini kehilangan masa jayanya dikarenakan pernikahan usia ini. Dapat dilihat, bahwa peran orangtua sangat amat penting dalam tumbuh kembang anak,seharusnya anak juga dibekali pengetahuan yang cukup tentang dampak dari pernikahan dini, sehingga jika melakukan hal tersebut anak bisa mengambil keputusan lain dengan jalan tidak menikah pada usia dini. Bahwsanya anak muda merupakan aset yang berharga bagi bangsa, jika angka pernikahan dini terus meningkat, maka Indonesia banyak kehilangan generasi muda untuk mengembangka bangsa dan negara. Anak muda zaman sekarang diminta untuk berpendidikan setinggi-tingginya guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkuantitas.Anak muda juga bisa memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah guna menunjang pendidikan setinggi-tingginya. Negara sudah menyiapkan berbagai beasiswa untuk mempermudah pendidikan anak bangsa agar bangsa Indonesia ini bisa menurunkan angka pernikahan dini.

Baca Juga   Pengangguran Bergelar Sarjana

Peran pemerintah sangat diperlukan dalam permasalahan pernikahan dini. Pemerintah harus turut ikut serta dalam menurunkan kasus pernikahan di Indonesia. Pemerintah bisa saja membuat program untuk membekali anak muda soal dampak negative dari pernikahan dini. Misalnya, diadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah atau bisa membuat seminar terkait dengan kasus tersebut. Selain itu, bisa juga menggunakan media social untuk mengkampanyekan guna menurunkan angka pernikahan usia dini di Indonesia. Pemerintah juga menyediakan sekolah-sekolah gratis untuk masyarakat miskin, agar pernikahan dini tidak dijadikan pelarian. Anak muda merupakan aset berharga yang dimiliki bangsa, jadi sebisa mungkin anak muda tidak melakukan pernikahan dini. Kita sebagai generasi muda harus pintar dalam bergaul dan menjaga diri agar bisa menyongsong masa depan yang cerah dan juga anak muda harus berpendidikan tinggi supaya tidak terkecoh oleh pernikahan dini yang saat ini merupakan hal yang biasa.

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Memberikan informasi Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.