LOMBOK – Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi NTB, Muhammad Riadi menegaskan jika bantuan rafiling nitrogen (N2) cair diberikan secara gratis kepada kabupaten kota di NTB. Diketahui N2 cair ini digunakan untuk menjaga kualitas straw atau bibit sapi.
Sementara di Kabupaten Lombok Tengah soal N2 cair sempat ramai dibicarakan. Lebih membingungkan lagi ketika Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Muhammad Kamrin menyampaikan jika N2 cair tidak ada diberikan pemerintah pusat. Kementerian hanya memberikan bibit sapi tanpa N2 cair. Faktanya, Pemprov menyampaikan berbeda kepada jurnalis Koranlombok.id.
“N2 cair setiap tahun ada diberikan oleh pemerintah pusat, setelah itu baru kami alokasikan kepada kabupaten kota,” ungkap Riadi saat dihubungi, Minggu (2/6/2024) malam.
Disampaikan Riadi, jika kebutuhan N2 cair Lombok Tengah tinggi. Bahkan pernah mereka membutuhkan diluar jadwal pendistribusian. Alhasil, petugas Inseminasi Buatan (IB) di sana iuran untuk membeli N2 cair.
“Katanya mereka beli di PT. Semator dan mereka pakai depo kita yang ada di Lombok Tengah,” ceritanya.
Dalam kesempatan itu Riadi sempat mengilustrasikan model distribusi N2 cair kepada masing kabupaten kota di NTB.
“Misalnya kami berikan 10 untuk jatah sebulan tapi ternyata setengah bulan sudah habis, nah mereka harus nunggu droping dari kami. Tapi ketika masyarakat butuh akhirnya mereka urunan untuk beli N2 cair. Seperti ini yang terjadi di Lombok Tengah, tapi yang jelas bantuan N2 cair ini tetap ada setiap tahun,” tegasnya lagi.
Dijelaskan dia, bantuan N2 cair gratis ini ada sejak awal program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (SIKOMANDAN). Ini merupakan program Kementerian Pertanian tahun 2020 sampai sekarang.
Namun diakuinya, pada tahun 2024 untuk pengadaan N2 cair anggaran menurus dratis diberikan pemerintah pusat. Dari sebelumnya 4 sampai 5 miliar dan sekarang menjadi Rp. 50 juta.
“Kemungkinan kedepan kalau Rp. 50 juta ini satu bulan sekali kami droping sudah habis,” yakinnya.
Selama program pusat ini berjalan, tidak pernah ada suntikan APBD untuk pengadaan N2 cair tersebut. Baik benih bahkan N2 cair diberikan pemerintah pusat melalui APBN.
“APBD NTB gak ada uang, dikasi boro-boro, bayar air saja 10 bulan baru cair. Negara kita sedang susah,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah Muhamad Kamrin menyangkal ada bisnis bantuan N2 cair atau nitrogen cair di eks Kantor UPT Pertanian Ketejer, Praya.
Dalam klarifikasinya, Kamrin menceritakan awal mula bagaimana bibit ternak (Straw) sapi dalam bentuk sperma program pemerintah pusat ini diberikan kepada daerah. Dijelaskan dia, pada tahun 2024 pusat memberikan bibit ternak tanpa diberikan N2 cair. Sementara benih ini membutuhkan N2 cair atau nitrogen, sehingga pihak dinas bersama petugas berinisiatif membeli dengan cara swadaya.
“Jadi tidak benar ada bisnis di situ, kami lakukan ini sebagai kebutuhan pelayanan kepada masyarakat saja,” tegasnya saat dihubungi Koranlombok.id, Senin (27/5/2024).
Dijelaskan Kamrin, pada tahun ini pemerintah Lombok Tengah melalui Dinas Pertanian hanya menerima 10 ribu bibit bantuan atau straw. Untuk menjaga benih tetap dalam kondisi bekuk, maka pihaknya secara swadaya membelikan N2 cair.
“Straw atau sperma bentuk sapi birahi diberikan agar keturunan unggul. Masyarakt kita ini ketika sapi birahi mereka mencari petugas inseminator, perternak kita sadar dalam rangka meningkatkan ekonomi harus dapat bibit unggul maka minta disuntikan oleh petugas,” terangnya.
Disampaikan Kadis, sementara kebutuhan N2 cair tidak bisa dibeli secara ecer melainkan harus dibeli dengan jumlah besar. Selanjutnya, N2 cair ini mirip dengan gas yang menguap. Anehnya, N2 cair yang penting dibutuhkan untuk menjaga bibit malah tidak diberikan oleh pemerintah pusat.
“Yang kami diberikan oleh pemerintah pusat bibit atau benih tanpa N2 cair,” ungkap dia.
Dibeberkan Kamrin, N2 cair ini dibeli tanpa menggunakan uang daerah atau APBD. Uang untuk membeli nitrogen tersebut dari orang-orang dinas dan petugas.
“Baru nanti petugas minta benih lalu diambil untuk disuntikan kepada ternak warga, nah untuk menjaga bibit atau benih sekali lagi kita butuh N2 cair untuk menjaga itu semua. Jadi tidak ada yang dibeli-beli,” tegasnya kembali.
Saat petugas melakukan penyuntikan apakah ada biaya dikenakan? Kamrin membantah keras. Ia memastikan tidak ada pematokan.
“Ada uang rokok biasa diberikan, tapi itu tidak dipatok ya. Kita tahu lah itu mereka rasik-rasikan (cocok-cocokan, red) dengan petugas yang suntik,” dalihnya.
Ditambahkan ia, dalam membeli N2 cair harus beli paketan satu kontainer karena tidak bisa beli satu box. Bahkan kadang saat memesan N2 cair, Lombok Tengah dengan daerah lain secara bersamaan melakukan pemesanan agar jumlah besar.
“Bukan hanya Loteng mungkin daerah lain sama juga,” katanya.
Disinggung Kamrin, sekarang kondisi memperihatinkan di bidang peternakan. Sebab, banyak kegiatan diberikan tanda bintang. Salah satu contoh, biaya operasional (BOP) atau honor untuk petugas IB sekarang tidak ada.
Terakhir, Kamrin juga mengaku telah mendalami soal isu adanya penjualan N2 cair, dan dirinya memastikan informasi itu salah besar.(dik)