LOMBOK – Anggota DPRD Lombok Tengah, Murdani mengungkapkan jika pihaknya sejak lama telah menawarkan solusi pengelolaan limbah tahu dan tempe dari sejumlah pabrik di Kecamatan Jonggat. Katanya, limbah tahu dan tempe bisa disulap menjadi uang dengan cara dikelola oleh masyarakat atau pemerintah desa.
Mantan Direktur Walhi NTB ini membeberkan, sisa arang yang digunakan untuk merebus kedelai dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, bahkan Murdani siap membantu memberikan pelatihan gratis dan modal yang dibutuhkan tidak banyak.
“Saya pernah tawarkan untuk buat satu kawasan seluas satu atau dua are, nanti itu bisa dibuat tempat pupuk kompos. Nanti bisa saya sendiri atau dibantu teman-teman nanti,” ungkapnya pada media, Senin (14/12/2024).
Dikatakan Dani, limbah atau ampas tahu dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, jika Pemdes misalnya mendorong ada perternakan kambing etawa untuk produksi susu sangat mungkin dilakukan.
“Bisa bernilai ekonomis jadinya,” yakinnya.
Politisi NasDem ini sangat terbuka jika diajak berdiskusi terkait cara mengembangkan potensi desa, terlebih saat ini banyak anggaran desa hanya berfokus kepada fisik dan masih kaku untuk dikembangkan ke arah lain.
Dia mengharapkan pemerintah desa bisa rajin turun ke masyarakat berdiskusi sehingga dapat melihat potensi desa yang bisa dikembangkan kedepan.
“Intinya pemerintah kabupaten atau desa itu harus terbuka karena konsep membangun itu berdasarkan masyarakat desa dan sesuai dengan potensi yang ada,” katanya.
Diketahui Desa Puyung di Kecamatan Jonggat mendapatkan penghargaan nasional, namun terkait itu perlu dilihat perspektifnya selain hadiah yang dilihat adalah kesempatan memperbaiki pelayanan, administrasi dan praktek baik yang telah dilakukan pemdes.
“Jadi tempat pembinaan desa bagi Pemda selain itu menjadi evaluasi masing-masing pemerintah desa sehingga mereka bisa memotret mana potensi yang bisa dikembangkan dan mana dampak negatif yang perlu diminimalisir atau dihindari,” tuturnya.
“Nggak ada yang sempurna, tapi ada tantangan teman-teman di pemerintah desa itu harus sering berdiskusi dengan masyarakat sehingga bisa membaca potensi yang bisa dikembangkan,” pungkasnya.(nis)