LOMBOK – Carut marunya dunia pendidikan di Lombok Tengah direspons Anggota DPRD dari Partai Amanat Nasional (PAN), Saipul Muslim.
Katanya, jika bicara terkait pekerjaan rumah Pemkab bidang pendidikan. Dimana pada periode sebelumnya terdapat permasalahan maraknya sekolah setingkat SD yang dalam kondisi rusak sedang sampai parah, selain itu Pemkab menyatakan tak sanggup mendanai perbaikan dari APBD dan mengandalkan dana aspirasi dewan.
dari persoalan itu, dia yang pernah menjadi seorang guru lumayan tahu fakta di lapangan. Katanya, melalui pokir sudah sejak lama rekan-rekan dewan memberikan bantuan untuk membantu perbaikan fasilitas pendidikan formal maupun informal, namun sebenarnya dari sekolah bisa saja mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Pendidikan tergantung bagaimana laporan Data Pokok Pendidikan Setiap Sekolah (Dapodik) dikelola.
“Kalau semua dilaporkan dalam Dapodik terkait kondisi sekolah tanpa diminta pasti juga akan diberikan DAK oleh Kementerian Pendidikan,” tegasnya kepada jurnalis koranlombok.id, Senin (30/9/2024).
Untuk itu, ia menganggap perlu ada perhatian dari Pemkab selain kepada guru dan kepala sekolah juga kepada operator sekolah. Baik dengan pengembangan kapasitas lewat pelatihan ataupun peningkatan kesejahteraan. Hal tersebut karena operator sekolah sebagai ruh dari satuan pendidikan dan tanpa peran mereka sekolah tidak bisa melakukan kegiatan pembelajaran.
“Teman-teman operator itu perlu dilatih jadi di dalam dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) di sana setiap sekolah memiliki Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Jadi guru silakan masukan rencana peningkatan kapasitas untuk pelatihannya disitu, tetapi memang kadang- kadang kepala sekolah tidak paham semua diterima beres dari operaor sementara operator tidak pernah diperhatikan,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan sebagai anggota DPRD dalam membangun bidang pendidikan harus memahami apa dunia pendidikan itu sendiri dan melihat permasalahan di bidang ini melalui banyak perspektif untuk menyelesaikan setiap masalah.
Sementara itu, ia selaku anggota dewan senantiasa terbuka membantu aspirasi masyarakat di bidang pendidikan, seperti mengikuti pelatihan-pelatihan tertentu kendati tak ada sangkut pautnya dengan anggaran di dewan.
Pasca dilantik dirinya mengaku kerap bertemu dengan masyarakat untuk bersilaturahmi dan pada momen-momen tersebut tak jarang ada yang mengutarakan aspirasi mereka kepada dirinya. Bahkan ada mayarakat yang sudah mulai menagih janji-janji yang diucapkannya ketika kampanye, padahal proses untuk mendapatkan anggaran untuk aspirasi mereka masih harus melalui banyak tahapan dan pembahasan di DPRD.
“Tetap kita turun ya namanya sudah diberikan amanah oleh masyarakat,” pungkasnya.(nis)