LOMBOK – Sejumlah pelanggan Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Ardhia Rinjani (Tiara) Lombok Tengah ramai-ramai mengeluhkan pelayanan perusahaan plat merah itu. Keluhan ini muncul dampak dari tidak ada mengalirnya air beberapa hari di wilayah mereka.
Pelanggan paling banyak menyampaikan protes datang dari warga Kota Praya. Warga mengaku sudah tiga hari air tidak perah keluar. Mereka tidak mengetahui apa penyebabnya.
“Ya mas, di tempat saya di Leneng air tidak ada keluar,” ungkap Yono pedagang lalapan di Kota Praya.
Akibatnya, tiga hari dirinya tidak bisa keluar berjualan. Untuk sementara waktu ia meminta air di warga sekitar Masjid Agung bahkan kadang harus beli air galon.
“Mau bagaimana lagi, untuk mandi saja susah. Untung ada untuk masak aja di rumah,” curhanya saat di temuai di sekitar Masjid Agung, Rabu kemarin.
Hal serupa disampaikan warga dari Kampung Meteng, Kelurahan Prapen. Andre namanya, dia mengaku satu minggu terakhir ini air PDAM tidak lancar. Dirinya bersama warga lain terpaksa beli air.
“Mau mandi pakai apa, cucian istri saja numpuk di rumah,” katanya di Praya.
Andre mengaku menyayangkan kondisi ini, lebih-lebih hidup di Kota Praya susah, serba harus beli.”Air saja kita kan beli, mau minta ke mana. Kan tidak ada air sungai bersih juga di sini,” tuturnya.
Beberapa hari terakhir, dirinya terpaksa membeli air. kadang harus begadang menunggu air keluar. Kalaupun ada keluar hanya beberapa jam dan itu airnya kecil keluar.
“Susah pokoknya tidak ada air,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Perumda Tirtha Ardhia Rinjani Bambang Supratomo mengungkapkan pelayanan air bersih pada musim kemarau ini terhambat karena sumber mata air di wilayah utara berkurang drastis sekitar lebih 50 persen.
Katanya, mengatasi hal tersebut pihaknya melakukan pelayanan dengan pola bergilir, jika hal tersebut tidak bisa dilakukan maka pihaknya memberikan penyaluran air bersih melalui mobil tangki.
“Untuk masyarakat umum sebulan itu bisa 350 tangki, sehari itu bisa 10 sampai 15 tangki untuk kebutuhan pelanggan maupun masyarakat pada umumnya dan tidak ada berbayar,” tegasnya kepada media, Rabu (30/10/2024).
Bambang menyebutkan, paling banyak penyaluran di Kecamatan Jonggat, Praya Timur Praya Barat, Praya Barat Daya, Pujut dan tidak menutup kemungkinan di Batukliang juga.
Pihaknya saat ini memiliki empat armada mobil tangki untuk setiap penyaluran, sementara itu saat ini menyalurkan air bersih secara gratis ke masyarakat dan jarang melayani untuk komersil.
Sementara jika ada masyarakat yang ingin membeli air bersih pihaknya mematok harga 400 ribu per tangki air bersih dengan ukuran 3 ribu liter.
“Kami hampir tidak melayani komersil, bisa tapi tidak menjadi prioritas,” dalihnya.(nis)