LOMBOK – Ika Faizah merupakan istri Agus Muliadi seorang calon pekerja migran Indonesia (PMI) yang terlibat kecelakaan maut di Kilometer 448 Jalan Sarikei, Sarawak, Malaysia, Kamis (21/11/2024). Selain Agus, ada enam korban lainnya merupakan calon PMI asal NTB.
Kepada media Ika menceritakan awal perjalanan sang suami. Dimana Agus berangkat ke Malaysia menggunakan jasa calo alias tekong dengan membayar biaya keberangkatan Rp 7,5 juta. Korban oleh tekong dijanjikan bekerja di perkebunan kelapa sawit. Sementara itu suaminya berangkat 20 November 2024 dari Lombok dan transit di Surabaya menuju Pontianak.
“Uang untuk berangkat ini hasil minjam dari saudara,” katanya yang ditemui awak media di Dusun Lendang Kekah, Desa Tampak Siring, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah, Selasa (26/11/2024).
Dikatakan sang istri, suaminya pernah empat kali ke Malaysia melalui calo yang berbeda. Dua kali ke Malaysia Barat dan dua kali ke Malaysia Timur sebagai buruh perkebunan sawit.
“Baru empat bulan di rumah kemudian berangkat lagi tapi ke lokasi yang lain, kalau kemarin di Malaysia Timur nama daerahnya Sibu kalau yang tempat baru ini saya tidak tau namanya,” katanya.
Kata Ika, awalnya dia tidak percaya saat dihubungi oleh pihak Polisi Malaysia terkait kabar suaminya yang meninggal dalam kecelakaan. Tapi begitu dihubungi kembali melalui video call oleh pihak kepolisian Malaysia baru percaya.
“Kejadian hari Kamis sekitar jam 15.00 waktu Malaysia, saya dikabarkan pada Jumat sekitar pukul 09.00 pagi,” ceritanya.
Agus meninggalkan dua orang anak yang saat ini duduk di bangku SMP dan satu masih berusia 3,5 tahun.
“Informasi dari mereka tinggal seminggu baru bisa dipulangkan jenazah suami saya. Saya berharap sekali bisa dipulangkan,” harapnya.
Sementara, Nurul Hidayah istri dari Sarapudin calon PMI korban lakalantas juga berada di dusun dengan Agus Muliadi. Cerita dari Nurul, suaminya sudah lima kali ke Malaysia dan sebelumnya selalu melalui agen pekerja resmi, namun pada tahun ini suaminya memilih berangkat melalui jalur gelap dengan tekong berbeda.
Sebelum itu, sang istri juga sempat meminta agar suaminya bekerja di Lombok, namun karena alasan ekonomi dan biaya sekolah kedepan untuk ketiga anaknya akhirnya diberikan izin istri.
“Demi anak-anak ini kan masih kecil butuh sekolah begitu aja bilangnya,” kata Nurul singkat.(nis)