LOMBOK – Tiga orang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Lombok Timur yang menjadi korban kecelakaan maut di Kilometer 448 Jalan Sarikei, Serawak, Malasyia, Kamis (21/11/2024) direncanakan jenazahnya bakal dipulangkan pekan ini.
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) NTB, Usman menyampaikan berdasarkan koordinasi dengan pihak Konsultan Jenderal RI Kuching, pemulangan direncanakan minggu ini secara bertahap lantaran PMI tersebut berangkat secara illegal.
“Minggu ini Insyallah sudah dipulangkan. Disnaker sudah kumpulkan keluarga mereka kemarin bersama BP2MI untuk dokumen mereka segera dikirim ke Malaysia,” ungkapnya saat dikonfirmasi jurnalis Koranlombok.id, Senin (25/11/2024).
Usman menerangkan, dari tujuh WNI yang meninggal akibat kecelakaan di Sarikei itu terkonfirmasi tiga orang asal Lombok Timur yakni atas nama, Masirah (L) dan Jumahir (L) asal Desa Sakra Selatan Kecamatan Sakra, serta Rumintang (L) asal Denggen Timur, Kecamatan Selong.
“Sudah jelas dari Sakra Selatan dua orang dan Denggen satu orang,” bebernya.
Dimana, meninggalnya PMI asal Lombok Timur di Malasiya juga dibenarkan Kepala Disnakertras Lombok Timur M. Khairi. Katanya, berdasarkan informasi yang pihaknya terima PMI tersebut berangkat secara non prosedural. Pemkab pun saat ini masih berupaya untuk memulangkan jenazah PMI tersebut.
“Sedang proses. 2014 prosedural kemudian pulang ke Lombok over stay. Berangkat lagi tanpa dokumen/non prosedural,” ungkapnya singkat.
Terpisah, paman korban Kamariah bernama Rumintang menceritakan awal keberangkatan korban. Dia terpaksa menjadi PMI karena dililit utang. Almarhum, kata Rumintang di bawa oleh pamannya yang juga meninggal dalam peristiwa naas tersebut.
Keluarga sangat berharap agar para korban dapat dipulangkan ke kampung halaman untuk bisa dimakamkan di pemakaman setempat.
“Harapan pada pemerintah daerah agar bisa membawa pulang jenazah korban,” harapnya.
Adapun tujuh PMI yang meninggal dunia dalam kecelakaan maut tersebut yakni, Rumintang lahir 2008, Jumahir lahir 1981, Masirah lahir 1974 asal Lombok Timur. Kemudian Sarapudin lahir 1975, Agus Muliadi lahir 1984, Suandi Putra Kedaro lahir 1999 asal Loteng, dan Ridoan lahir 1982 asal Lombok Barat. (fen)