LOMBOK – Terbongkarnya kebohongan ‘berjamaah’ dilakukan oknum pejabat dan pegawai di RSUD Praya membuat orangtua almarhum, Lailan Mahsyar Zainuddin kecewa berat. Lebih-lebih kasus ini baru muncul kepermukaan setelah pihak Ombudsman RI Perwakilan NTB menyampaikan ke media, bahwa CCTV ruang IGD RSUD ternyata tidak rusak.
“Saya kecewa, padahal sudah jelas direkaman CCTV itu ada, kenapa saya tidak dilayani, kenapa tidak diberi sanksi tegas,” ungkap ibu almarhum, Andra Itayani saat dikonfirmasi jurnalis Koranlombok.id, Kamis pagi (15/12).
Itayani berharap peristiwa tidak tertanganinya balita kesayangannya itu harus ditebus minimal dengan memecat secara tidak hormat oknum perawat dan oknum dokter di RSUD Praya.
“Atau paling tidak mengatakan maaf secara langsung sama saya. Ini tidak main-main sampai menghilangkan nyawa,” tegasnya.
Itayani berpesan kepada pihak Ombudsman bahkan aparat penegak hukum untuk menindak secara tegas oknum pihak RSUD sesuai dengan hasil investigasi dilakukan Ombudsman.
“Ini tentang kehilangan nyawa anak yang tidak bisa dibeli lagi dan tidak bisa kembali, jangan sampai nunggu makan korban lagi baru diberikan sanksi tegas,” sesalnya.
Dia kembali menyampaikan rasa kekecewaannya kepada pihak RSUD Praya. Menurutnya, bagi masyarakat atau orangtua yang ingin mendapatkan pelayanan medis harus selalu tampil rapi dan memiliki orang dalam agar tertangani segera.
Dia juga sempat menceritakan adanya serangan melalui pesan facebook yang mengatakan dirinya melebih-lebihkan cerita dan berbohong.
“Demi Allah sampai hari ini saya kecewa saat saya salat saya tidak lupa mendoakan orang-orang zalim,” ucapnya.
Katanya, andai Lailan saat itu tertangani dengan dapat perawatan dan pelayanan medis yang baik, ibu asal Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara ini mengaku akan merasa ikhlas.
“Kepergiannya dengan cara tragis, membuat saya berat melepas anak saya,” pungkasnya.(nis)