LOMBOK – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lombok Tengah, Lalu Sopian Tirta Kusuma mengungkapkan hal mengejutkan. Dia mengaku tak mengetahui berapa anggaran sosialisasi untuk Pilkada 2024.
Hal ini diungkapkan Sopian saat aksi Aliansi Masyarakat Senang-senang (AMS2) di depan Kantor KPU Lombok Tengah, Selasa (14/5/2024). Aksi ini dipimpin Lalu Deby alias Amaq Ketujur dan Amaq Ohan.
Sementara itu Sopian menjelaskan juga terkait sosialisasi jalur independen, KPU telah melakukan sosialisasi melalui website dan sosial media. Sementara menurut petunjuk teknis dari KPU pusat, pendaftaran calon independen hanya dilaksanakan selama empat hari.
“Sudah jauh-jauh hari kita lakukan dan telah upload di website dan sosial media kami sesuai dengan aturan,” tegasnya.
Sekarang ini, kata dia, pihak KPU masih menunggu jadwal launching Pilkada 2024 di Lombok Tengah. “Kan baru dilakukan di Provinsi,” ujarnya.
Sementara itu, komisioner baru ini mengakui ada beberapa orang yang sebelumnya datang untuk konsultasi dan belum mengambil akun silon. Sedangkan anggapan masyarakat yang berdemo terkait adanya sikap diskriminasi oleh KPU karena calon datang dari masyarakat miskin dan disabilitas, langsung ditepis dirinya.
“Nggak kita kan hanya melaksanakan sesuai dengan perintah KPU pusat,” dalihnya.
Sementara dalam aksi kemarin, mereka menuntut agar KPU lebih gencar dalam melakukan sosialisasi tahapan Pilkada 2024, sementara itu mereka menyayangkan pendaftaran calon jalur independen yang hanya dibatasi selama empat hari.
“Kenapa kok sepertinya calon independen ini dipaksakan, sementara petunjuk teknisnya keluar tanggal 7 pelaksanaannya tanggal 8,” kata Amaq Ketujur.
Dia menyebutkan, syarat pencalonan jalur independen dalam waktu empat hari tidak cukup, dimana mereka mengumpulkan puluhan ribuan foto copy KTP sebagai syarat.
Sementara pihaknya berencana mengajukan pencalonan pada Juni dan proses pengumpulan KTP terpaksa terhenti, padahal pada minggu-minggu ini pihaknya akan deklarasi dan kemudian mendaftar namun saat bertanya terkait proses pendaftaran pada hari Minggu tiba-tiba sudah dinyatakan akan untuk ditutup.
“Itu yang kita pertanyakan, oke lah mungkin kita tidak bisa menjangkau itu tapi kan ada juga calon lainnya yang mau mendaftarkan kan juga kasian,” kesalnya.
Ia mengatakan akan melakukan aksi lanjutan kembali, hal ini sebagai edukasi kepada masyarakat bahwa semua masyarakat boleh mengikuti proses demokrasi baik dari kalangan miskin ataupun disabilitas.
Selain itu mereka meminta KPU untuk lebih gencar melakukan sosialisasi dan lebih profesional dalam bekerja, dirinya menduga anggaran publikasi dikelola tidak transparan.
“Kami datang ke sini hanya ingin bersuara saja, mudah-mudahan kedepan pencalonan independen dimudahkan dan tidak hanya melihat kemampuan finansial calon,” sebut dia.(nis)