LOMBOK – Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang beroperasi di Lapangan Muhajirin Praya atau Alun-alun Tastura, Lombok Tengah mengaku kecewa berat. Mereka merasa ‘dipimpong’ oleh pemerintah di tengah akan berlangsungnya proyek perbaikan Taman Muhajirin Praya.
Sampai dengan saat ini, para PKL di sana mengaku tidak ada kejelasan kemana mereka direlokasi oleh pemerintah sementara waktu. Aksi protes ini juga memuncak di tengah rencana mereka akan direlokasi ke Lapangan Bundar, mirisnya di sana malah mereka mendapat penolakan dari Dinas Pemuda dan Olahraga.
Salah satu pedagang di Muhajirin Praya, Ni Luh Mariani mengatakan dirinya bersama puluhan PKL lainnya merasa resah dan meminta lebih baik mereka dipindahkan ke belakang Becingah untuk berjualan.
“Karena dulu kita juga pernah seperti itu, nanti kita bantu tutup kalau misalnya nanti khawatirnya ada anak-anak ke lokasi pembangunan,” tegasnya kepada media, Selasa (6/8/2024).
Ia mengungkapkan, awalnya ada isu setelah selesainya Alun-alun Tastura dipercantik para pedagang yang masuk adalah pedagang yang terdaftar dikegiatan car free night. Di tengah isu miring ini, Mariani meminta kepada Pemkab agar dibuatkan kebijakan tertentu untuk mereka yang lebih dahulu berdagang di sana. Selama ini juga tidak ada sosialisasi dilakukan.
“Kita mau minta jaminan, kalau misalnya sudah jadi ya kita yang sudah lama berjualan di sini diprioritaskan, kalau memang ada pedagang yang baru ya silakan dimasukan rezeki kan dah ada yang atur,” katanya.
Sebagai bentuk protes serius, para PKL ini mengancam Rabu sore (tadi, red) akan ke Pendopo Wakil Bupati Lombok Tengah, H.M Nursiah untuk meminta kejelasan terkait relokasi dan kejelasan pedagang agar tetap di Alun-alun Tastura berjualan.
“Kita nanti sore rencananya jam 3 ke sana,” katanya.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari Pemkab Lombok Tengah yang coba terus dikonfirmasi redaksi Koranlombok.id.(nis)