LOMBOK – Kementerian Agama (Kemenag) Lombok Tengah, akan mencari tahu pondok pesantren (Ponpes) mana yang mengerahkan santriwatinya keliling kampung-kampung untuk menjual kalender Ponpes.
Informasi yang ditemukan jurnalis Koranlombok.id, sejumlah santriwati dari salah satu Ponpes Minggu, (22/12/2024) terlihat mendatangi satu per satu rumah warga. Para santriwati ini menawarkan pemilik rumah untuk membeli kalender dengan harga Rp 20 ribu.
Mendengar berita kurang sedap ini, Kepala Kemenag Lombok Tengah, Nasrullah menegaskan jika pihaknya akan mencari tahu alamat Ponpes tersebut.
“Coba besok kita cek dahulu kira-kira itu pondok mana,” tegasnya kepada jurnalis koranlombok.id via telepon, Minggu (22/12/2024).
Nasrullah tidak menyalahkan jika hal tersebut sebagai upaya Ponpes untuk menggalang dana pembangunan sekaligus mempromosikan lembaganya, namun hal ini tetap sangat disayangkan.
“Coba kita cari tau dulu ini pondok mana, kenapa pakai santri, kalau santri kan tidak boleh,” katanya tegas lagi.
Dari kalender yang dijual keliling oleh santriwati itu, beralamatkan di Kecamatan Jonggat. Seorang santriwati yang berjualan keliling itu mengatakan, mereka disebar di Desa Janapria dan wilayah lainnya untuk menawarkan kalender milikPonpes dengan dijual Rp 20 ribu.
“Kita ada 49 orang di Desa Janapria,” kata santriwati yang tidak menyebutkan namanya itu.(nis)
Kalau dikerjakan saat musim libur ponpes tidak masalah bahkan itu langkah positif di samping mendidik mental para santri wirausaha. Beberapa perguruan tinggi di Mataram malah memberi tugas berjualan di beberapa tempat di Mataram.