MATARAM – Sebanyak 10 ribu petani tembakau di NTB menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengatakan program jaminan sosial yang dihadirkan BPJS Ketenagakerjaan bukan karena ingin meninggal berpulang ke rahmatullah, tetapi setidaknya generasi yang diwarisi ada sesuatu minimal bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Kadang-kadang praktek beragama orang Islam ini, lebih kelihatan di negara non muslim barat-barat ketimbang yang mengklaim dirinya sebagai mayoritas umat Islam,” ungkapnya.
Diceritakan Bang Zul, dia yang pernah tinggal di Inggris 5 tahun, pernah tinggal di Belanda, Jepang. Luar biasa diakuinya ketika masih menjadi mahasiswa beli mobil saja bisa dapat dengan harga relatif murah. Dibandingkan di negara Indonesia membeli mobil dengan harga cukup tinggi tetapi biaya asuransinya mahal 10 sampai 15 kali lipat harga mobil.
“Luar biasa, karena pemerintah mereka betul-betul memperhatikan dan melindungi masyarakatnya,” ceritanya.
Diharapkan jangan lagi bermimpi menjadi PNS, karena petani tembakau sekarang sudah diberi dan dilindungi oleh asuransi BPJS.
“Selamat kepada teman-teman BPJS, mudah-mudahan dimasa yang akan datang bisa mengcover lebih banyak lagi mendapatkan perlindungan jaminan sosial bagi anak-anak petani, nelayan dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kadisnakertrans NTB, l Gede Putu Aryadi menyampaikan bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB mendapatkan alokasi dana DBHCHT sebesar 7,5 miliar.
“Pertama di Indonesia alokasi dana DBHCHT tahun ini memberikan perlindungan kepada petani dan buruh tani tembakau yang katagori kurang mampu dan diapresiasi disambut baik oleh pemerintah pusat atas kebijakan pak Gubernur.
“Lombok Timur merupakan penghasil tembakau terbanyak sekitar 16 ribu lebih, saat ini kita bisa berikan jaminan perlindungan kepada 10.000 petani. Sehingga kita harapkan kedepan ada komitmen dan kebijakan Bupati Lombok Timur untuk menambah sisanya sebagai penerima manfaat,” pungkasnya.
Sementara, Bupati Lombok Timur, M Sukiman Azmy menyampaikan DBHCHT yang diterima Kabupaten
Lombok Timur sebagian besar atau 40% dialokasikan untuk bidang kesehatan. Dari tahun 2018-2021 total ada 4 rumah sakit, yaitu di selong, Keruak, Labuan Haji dan di Suela. Insya Allah tahun 2023 ada 1 rumah sakit di Masbagik.
Kuota Kepada 4.720 orang penerima asuransi jamsostek silahkan berobat di mana saja, ada 35 puskesmas dan 105 puskemas pembantu. “Insya Allah tidak akan ditagih biaya pengobatan karena sudah ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan dan kuota,” ujarnya.
Sukiman juga menjelaskan bahwa luas areal tembakau di Lotim sebesar 21.915 Ha dengan jumlah petani tembakau 16.443. Saat ini yang baru dapat difasilitasi dalam program perlindungan jamsostek ini ada 10 ribu orang dari 45 ribu orang petani tembakau se-NTB. Kabupaten Lotim dengan jumlah petani paling banyak mendapatkan porsi 4.720 orang. Dia berharap tahun berikutnya jumlah ini bisa ditingkatkan jadi
25 ribu.
“Jumlah petani tembakau kita di NTB ada 45rb dengan 16.443 orang dari Lotim. Jika tahun depan bisa ditingkatkan jumlah petani yang mendapatkan bantuan Jamsostek ini menjadi 25 ribu dan petani tembakau Lotim mendapatkan porsi 10 ribu, maka kami Pemkab Lotim berkomitmen akan menanggung sisanya yang 6 ribu lagi,” tegasnya.
Menurut Sukiman, BPJamsostek ini sangat berasa manfaatnya bagi masyarakat terutama sekali
masyarakat yang bekerja dengan resiko tinggi seperti petugas kebakaran, BPBD, dan Satpol PP. Secara
keseluruhannya 100% pegawai Non-ASN di NTB sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.(ais)