SDN 3 Praya Belum Butuh Website, Kapsek: Sebenarnya Ada Lebih Murah

oleh -926 Dilihat
FOTO ANIS JURNALIS KORANLOMBOK.ID Kepala SDN 3 Praya / Baiq Weri Hastuti

LOMBOK – Satu persatu kepala sekolah di Kabupaten Lombok Tengah buka suara. Mereka masih mempertaanyakan mahalnya biaya pembuatan website sekolah Rp 5 juta tahun 2022. Bahkan urgensi website bagi sekolah.

Kepala SDN 3 Praya, Baiq Weri Hastuti mengungkapkan jika dirinya tidak pernah menandatangani MoU pembuatan website melalui pihak ketiga inisial, PT. SJG. Sehingga saat pertemuan dan penandatangani MoU di kantor Dinas Pendidikan Lombok Tengah, dia tidak datang.

“Intinya kami belum membutuhkan website. Tapi kedepan itu pasti karena ini eranya digital,” ungkapnya kepada jurnalis Koranlombok.id, Jumat (17/3/2023).

Dalam pembelian atau pembuatan website ini, Weri melihat perlunya kecerdasan para kepala sekolah. Namun tidak kemudian dirinya melarang sekolah lain membuat. Itu menjadi urusan rumah tangga masing-masing. Namun informasi yang dia peroleh, biaya pembuatan website ada lebih murah. Tidak seperti biaya dikeluarkan sekolah tahun 2022, menurutnya nilai cukup besar.

Baca Juga  Ganjar Yakin Menang Pilpres di NTB

“Kalau yang mau silakan, saya berpikir karena ini belum waktu dan manfaatnnya. Jadi memang kami membutuhkan web tetapi bukan sekarang,” tegasnya.

Harusnya menurut dia, sebelum website dibuatkan. Sekolah harus menyiapkan operator atau pengelola yang kemudian akan memposting setiap kegiatan sekolah. Belum lagi dampak kepada wali murid, di sekolah yang dia pimpin. Banyak wali murid yang tidak memiliki henpone android. Jangan sampai pembuatan website ini justru jadi mubazir.

“Sebagian besar wali murid di tempat kami jadi pedagang, tukang cuci. Sekalipun ada juga dokter dan polisi,” bebernya.

Sebenarnya kata Baiq Weri, sebelum Dinas Pendidikan membicarakan soal website. Pihaknya jauh hari sudah menyampaikan kepada guru bahwa SDN 3 Praya akan membuat website. Namun karena kondisi infrastruktur dan pengelola, ini menjadi dasar belum dilakukan.

Baca Juga  Ribuan Wisatawan Menyemut di Air Terjun Benang Stokel

“Kalau informasi saya terima sih, buat website itu ada tidak pakai biaya. Tapi saya bilang cukup kita kasi uang rokok Rp 500 ribu kan bisa,” sebutnya.

Selama ini, pihaknya memanfaatkan media social seperti facebook dan IG untuk memposting setiap kegiatan sekolah. Maka dari itu, pihak memikirkan dan tidak serta merta mengeluarkan dana untuk pembuatan website.

“Tergantung, makanya kita harus cerdas sebagai kepala sekolah, apa itu dibutuhkan atau tidak,” tegasnya lagi.

Dibeberkannya, dalam proses awal dilakukan penandatanganan MoU. Ia beranggapan hanya SDN 3 Praya yang tidak menandatangani MoU. Ada juga sekolah lainnya. Salah satunya, sekolah swasta SDI.

“Saya sebenarnya pro dengan digital karena sekarang abad 21 kita harus bergelut di IT. Bahkan guru kami minta manfaatkan IT yang diberikan dinas biar ini tidak sia-sia,” tuturnya.

Baca Juga  Dua Kepala Sekolah di Lombok Tengah Menolak Dimutasi

Dari polemik pembuatan website sekolah, dirinya mengaku beberapa kali dipanggil pihak perusahaan untuk menyelesaikan pembayaran. Namun ditegaskan kepada pihak perusahaan bahwa SDN 3 Praya tidak pernah memesan.

“2 sampai 3 kali saya dipanggil, tapi saya jelaskan. Makanya saya bilang kalau ada tandatangan MoU itu artinya ada yang palsukan tandatangan saya,” tegas wanita berhijab ini.

Sebelumnya, kejanggalan pembuatan website untuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) terbongkar. Koranlombok.id berhasil melakukan penelusuran. Sebagian besar kepala sekolah mempertanyakan mahal biaya pembuatan website. Sekolah mengeluarkan uang bersumber Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp 5 juta.(nis)

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Memberikan informasi Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.