LOMBOK – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Tengah segera mengklarifikasi Direktur RSUD Praya, Mamang Bagiansyah terkait terbongkar adanya diskon untuk pasien dari keluarga oknum pejabat.
“Besok pas pembahasan di Banggar kita minta klarifikasi direktur,” tegas anggota Komisi IV DPRD Lombok Tengah, Legewarman kepada jurnalis Koranlombok.id, Senin (4/7/2023).
Menurut politisi PBB ini, tidak boleh ada pembedaan pelayanan di RSUD. Semua masyarakat berhak untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik. Sementara nota pembayaran pihak rumah sakit punya hitungan sendiri.
“Masak mau rugi gara-gara oknum yang menjual nama pejabat,” sindirnya.
Sementara itu, Lege juga menyinggung kartu maiq meres yang terindikasi digunakan oleh orang yang bukan berhak.
“Soal ini Pemda harus menjelaskan,” pintanya.
Bukan hanya dewan, Inspektorat Lombok Tengah juga berjanji akan melakukan klarifikasi kepada direktur rumah sakit plat merah itu.
“Insyaallah saya mau ketemu dulu dengan direktur tentang berita ini. Saya mau klarifikasi dulu,” janji Inspektur Inspektorat Lombok Tengah, Lalu Aknal Afandi saat dihubungi.
Aknal mengatakan, pihaknya baru sekarang menerima informasi soal adanya diskon bagi pasien di rumah sakit. Lebih khususnya kepada oknum keluarga pejabat.
“Makanya saya mau cari kebenarannya,” katanya.
Dimana awal terbongkar praktek ini setelah beberapa tenaga kesehatan (Nakes) di RSUD Praya, memberanikan diri buka suara.
“Ada kemarin bilang itu keluarga Bapak Bupati sama Pak Sekda. Kebetulan saya sama teman-teman yang juga ikut tangani, makanya tau betul,” ungkap salah satu Nakes di RSUD Praya yang minta identitasnya disembunyikan.
Dalam wawancara eksklusif dengan jurnalis Koranlombok.id, diskon atau potongan harga diberikan 50 persen. Keputusan ini diberikan langsung oleh oknum pejabat di dalam RSUD Praya.
“Itu masuknya pasien dari keluarga oknum pejabat tanggal 27 inisial pasien S,” sebutnya.
Selain itu, ada juga pasien yang mengaku keluarga pejabat masuk dengan menggunakan kartu Maiq-Meres. Sementara nyata-nyata pasien ini masuk jalur umum.
“Sepengetahuan kami kartu Maiq Meres ini diberikan untuk para tuan guru, kartu ini fungsinya sama seperti BPJS Kesehatan bisa diklaim,” katanya.
Selain pasien inisial S, ada juga masuk pasien inisial AH dia malah mendapatkan potongan harga cukup besar. Diskon bisa diperoleh setelah salah satu pejabat di dalam rumah sakit memberikan keputusan.
“Harusnya bayar 2,9 juta jadi yang dibayar 1,5 juta,” bebernya.
Bukan hanya itu, ada juga pasien yang harusnya membayar Rp 4.683.000. Namun setelah keluar kebijakan di dalam, hanya bayar 2 juta lebih.
“Tapi anehnya, kalau keluarga kami dirawat di rumah sakit minta keringanan malah diminta bangun rumah sakit sendiri,” tuturnya.(dik/nis)
Response (1)