LOMBOK – Forum Pemuda Meninting, Desa Meninting, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat melayangkan surat somasi untuk Direktur Residen Villa Eks Sasaka. Somasi dilayangkan karena pembangunan dilakukan pihak pengembang diduga tidak mengantongi izin.
Ketua Forum Pemuda Meninting, H. Deni menegaskan dengan adanya pembangunan yang terdapat di wilayah Meninting pihaknya menduga kuat tak ada izin. Maka dari itu pihaknya mempertanyakan.
“Kami yakin izin pembangunan belum ada, tetapi setelah kami kroscek ternyata benar izin belum keluar tapi sudah melakukan aktivitas, sehingga kami mengirimkan surat somasi untuk meminta fasilitas jalan minimal 3 meter,” tegasnya kepada media, Senin (2/10/2023).
Pemuda mengancam apabila belum ada tanggapan dari pihak pengembang, maka pihaknya akan kembali melayangkan somasi kedua kepada pihak perusahaan.
“Keinginan kami sebagai pemuda Desa Meninting agar dapat terlibat juga dalam pembangunan di proyek tersebut,” sebutnya.
Selain itu, pemuda juga menyebutkan salah satu yang menjadi prioritas adalah akses jalan karena akses tersebut digunakan oleh masyarakat sekitar untuk menuju ke pantai. Dimana akses jalan itu juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Dari pihak pengembang telah melakukan sosialisasi yang melibatkan RT, tapi dari babinsa dan bhabinkamtibmas juga tidak menerima undangan. Pihak pengembang juga belum jelas bahwa pembangunan tersbut akan dibangun hotel atau perumahan,” tegasnya.
Disampaikan Deni, masyarkat sekitar juga tidak tahu menahu soal pembangunan dilakukan pihak perusahaan ini. Menurut dia, masyarakat perlu mengetahui apa yang akan dibangun.
“Apabila pembangunan terus dilanjutkan tanpa kejelasan, kami Forum Pemuda Meninting akan melakukan aksi dengan mengundang para pemuda-pemuda Desa Meninting lainnya,” ancam dia.
Di tempat yang sama, Ketua RT Meninting Idham mengungkapkan jika pihaknya tidak pernah diundang untuk sosialisasi dari pihak pengembang. Dia menyebutkan yang diundang hanya sebagian RT di desa setempat.
Idham berharap adanya pembangunan akses jalan, karena nantinya akan menjadi akses utama masyarakat. Disampaikan dia, saat ini pihaknya di sana memiliki dua akses jalan sebelumnya di sebelah kantor desa dan di sebelah Pondok Krakat. Tapi jika musim paceklik akses tersebut ditutup perahu pesar sehingga masyarakat tidak bisa menggunakan akses tersebut untuk berlalu lalang.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada pihak pengembang yang bisa dikonfirmasi.(jnm)
