Siswa Belajar di Pinggir Jalan, Segel SDN 1 Jangkih Jawa Dibuka

oleh -788 Dilihat
FOTO ANIS PRABOWO JURNALIS KORANLOMBOK.ID / Para orangtua melihat anak mereka sedang belajar di ruang kelas SDN 1 Jangkih Jawa.

 

LOMBOK – Tiga hari lamanya siswa SDN 1 Jangkih Jawa di Desa Persiapan Jangkih Jawa, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah sempat belajar di pinggir jalan. Saat ini siswa dan guru bisa bernafas lega setelah segel sekolah itu dibuka, Kamis (11/7/2024).

Salah seorang wali siswa sekaligus Sekretaris Desa Persiapan Jangkih Jawa, Syahrun mengatakan segel telah dibuka oleh wali murid Pukul 07.00 WITA, setelah pihaknya berkoordinasi dengan pemilik lahan.

Diceritakannya, polemik masalah tanah di atas bangunan sekolah tersebut sudah terjadi sejak tahun 2016. Dan waktu itu beberapa kali terjadi pergantian kepala sekolah.

Baca Juga  93 Jemaah Umrah Ditelantarkan, Tuan Guru Bodak Serahkan ke Polisi

“Masalah tanah nike yang belum pasti apakah milik Pemkab  ataupun milik pribadi pengklaim kita kan berdiri di tengah,”katanya kepada media.

 

Ia berharap polemik yang terjadi dapat segera diselesaikan, terlebih polemik ahli waris dengan pemda dirasa bisa menghambat perbaikan fasilitas sekolah.

 

Sementara itu pihak yang mengklaim sebagai ahli waris lahan Lalu Iskandar Merdeka menceritakan jika lahan tersebut ia miliki dari neneknya. Sementara tahun 1974 sekolah itu selesai dibangun.

Baca Juga  Ketua DPRD Loteng Dukung Pelestarian Situs Bersejarah di Langko

Katanya, zaman dulu tidak ada istilah jual beli, dirinya mengaku lahan tersebut dipinjam oleh kepala desa pertama di Desa Mangkung bernama Lalu Simpang.

“Nah kemarin setelah saya lihat hak pakai ini tahun 1996, tapi saya tidak pernah berbicara masalah sekolah ini, yang penting perbaiki, kasih pagar pakai secara baik- baik jangan biarkan rusak,” katanya.

Iskandar membantah aksi penyegelan yang dilakukan oleh dirinya selama tiga hari tersebut adalah untuk meminta hak atas kepemilikan tanah tesebut.

Baca Juga  Wartawan Diintimidasi Oknum Polisi Saat Liputan di Rumah Agus

Katanya, penyegelan adalah aksi kritik dan protes dirinya selaku kepala dusun dan wali murid melihat kondisi sekolah yang memprihatinkan .

 

Selain itu dirinya juga tidak ingin kondisi sekolah yang tidak layak tersebut akan memakan korban seperti di SDN Bangket Molo dulu, apalagi jika sampai wali murid melakukan demo.

“Ini dasar saya menyegel sekolah ini,” ungkapnya.(nis)

 

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Koranlombok media online dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Koranlombok selalu menayangkan berita Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.