LOMBOK – Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri saat membuka acara Pekan Olahraga (POR) Usia Dini di GOR Tastura. Sempat menyemprot kepala sekolah yang pelit anggarkan melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk lengkapi fasilitas olahraga di sekolah.
Dikatakan bupati, minimnya fasilitas olahraga menjadi keluhan bagi para guru dalam memberikan pelatihan dan pelajaran di sekolah ataupun untuk persiapan calon atlet sebelum bertanding.
“Saya mohon ibu bapak kepala sekolah, halaman yang ada di sekolah SD dan SMP itu dimanfaatkan untuk bije jari tiang pelungguh sami (anak-anak kita semua, Red.),” katanya dalam sambutan di GOR Tastura, Praya Jumat, (19/7/2024).
Diungkapkan bupati, setiap kali turun melihat wilayah-wilayah yang ada di Lombok Tengah, ia melihat banyak sekolah baik tingkat SD ataupun SMP yang kurang atau bahkan tidak memiliki fasilitas lapangan olahraga. Padahal halaman dapat dimanfaatkan.
Menurut Pathul, kebijakan tersebut ada di tangan kepala sekolah tanpa menunggu arahan atau anggaran dari Pemda, sehingga dirinya meminta kepala sekolah lebih peduli kepada kebutuhan siswa dengan optimalkan dana BOS.
“Karena saya lihat banyak sekali SD yang halamannya tidak dimanfaatkan, bagaimana caranya sedikit dirabat kek untuk buat lapangan bulu tangkis, atau mungkin sekadar meja ping-pong saja masak tidak bisa,” sentilnya.
Sementara soal sekolah – sekolah negeri yang memiliki jumlah murid semakin sedikit, dirinya meminta sekolah kreatif membuat program-program pembelajaran, karena saat ini masyarakat lebih meminati pondok pesantren dan sekolah agama swasta lainnya.
“Makanya disuruh untuk berinovasi, ini muridnya semakin lama semakin sedikit padahal pertumbuhan penduduk semakin bertambah dari 1.040.000 jiwa sekarang ada 1.060.000 jiwa,” ungkapnya.
Dalam wawancara kepada media, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Lombok Tengah Mahlan mengatakan dari seharusnya 34 cabang olahraga (Cabor) yang bisa diikutsertakan hanya ada 8 Cabor, yakni Sepakbola, Catur, Volly, Atletik, Tenis Meja, Pencak Silat, Taekwondo dan Tarung Derajat.
Sedangkan para peserta POR usia dini adalah siswa dari jenjang SD 408 atlete dan siswa jenjang SMP 432 atlet. Sedikitnya Cabor yang dipertandingkan, kata Mahlan, karena keterbatasan anggaran yang tahun ini hanya Rp 200 juta.
“Insyaallah di tahun-tahun berikutnya kalau tidak bisa semua Cabor, minimal setengahnya untuk persiapan atlet melalui POR usia dini,” katanya.
Disinggung untuk event PON di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, atlet Lombok Tegah yang mewakili NTB sebanyak 29 atlet, 11 perempuan dan 18 laki-laki bahkan kebanyakan merupakan atlet Cabor beladiri terutama yang menjadi unggulan adalah tarung derajat.
Ia meminta kepada setiap ketua Cabor untuk mempersiapkan para atlet untuk persiapan event PON di NTB dan NTT pada tahun 2028, dimana Lombok Tengah kebagian menjadi tuan rumah.(nis)