Bocah 7 Tahun Meninggal, Saat Sekarat Oknum Petugas RSUD Soedjono Selong Asyik Tertawa

oleh -1228 Dilihat
FOTO FENDI JURNALIS KORANLOMBOK.ID / Ini rumah tempat tinggal nenek beserta bocah Khaerul Wardi.

LOMBOK – Pelayanan di RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur mendapat sorotan tajam. Hal ini dampak dari kasus meninggalnya Khaerul Wardi bocah 7 tahun asal Dusun Monce, Desa Kembang Kerang, Kecamatan Aikmel yang diduga tak dilayani dengan baik oleh oknum petugas di rumah sakit.

Pada kasus ini, diketahui Pj. Bupati Lombok Timur sudah bertindak dengan mempertemukan Kades Kembang Kerang Yahya Putra dengan direktur rumah sakit yang berakhir berpelukan dan permintaan maaf.

 

Di balik itu semua, ada cerita miris diungkapkan nenek dari Khaerul Wardi. Nenek korban, Marhaen yang mendampingi proses perawatan korban dari Puskesmas Aikmel hingga dirujuk ke RSUD Soedjono Selong menceritakan apa sebenarnya yang terjadi.

Kepada media, Marhaen menceritakan awal mula cucunya ia bawa berobat ke Puskemas Aikmel Kamis (18/7/2024) dengan gejala sakit kepala. Namun bocah itu tidak lama dirawat di sana dan langsung dirujuk ke RSUD Soedjono Selong sekitar waktu Zuhur dan langsung masuk IGD.

Baca Juga  Kades Barabali-Pandan Indah Ditetapkan jadi Tersangka Beserta Lima Anak Buahnya

Dari apa yang dia lihat, petugas di rumah sakit hanya menganti inpus korban, kemudian meninggalkan tanpa ada tindakan lain. Sedangkan pada saat itu kondisi korban sudah sangat lelah dan membutuhkan bantuan menurut dirinya.

“Masuk IGD rumah sakit lalu digantikan inpus yang dari Puskesmas Aikmel,” ceritanya, Rabu (24/7/2024).

 

Tidak sanggup melihat kondisi sang cucu, keluarga pun beberapa kali meminta dokter dan perawat rumah sakit untuk memeriksa kembali cucunya.

“Kami sudah meminta dari pihak rumah sakit untuk melihat keadaan, ada alat yang berbunyi terus menerus dan dilakukannya pengecekan, lalu selesai berbunyi selang beberapa lama lagi bunyi lagi alat itu, sehingga lagi kami minta untuk dilihat. Kata petugas memang udah kayak begitu,” katanya menceritakan respons petugas.

Karena kondisi korban sudah sangat buruk, pihak keluarga pun membacakan Surat Yasin untuk bocah Khaerul Wardi. Dengan kondisi itu, pihak rumah sakit tidak kunjung ada penanganan sehingga keluarga korban kembali meminta diperiksa.

Baca Juga  Warga Ancam Golput, Blokade Jalan Bypass BIL-Mandalika Belum Dibuka

“Kami lagi datangi perawat untuk meminta melihat keadaan Khaerul Wardi, tapi perawat mengelak untuk melihat pasien.  Mereka hanya bilang, tidak kenapa-kenapa,” katanya meniru disampaikan perawat.

Menurut pengelihatan keluarga di rumah sakit, kondisi korban sudah sekarat saat itu baru pihak dokter dan perawat memakai sarung tangan membawa korban ke salah satu ruangan untuk melakukan pemeriksaan dengan menempelkan alat-alat di tubuh bocah malang tersebut.

“Setelah nafasnya sampai di dada baru dokter ini bergegas melakukan pemeriksaan ke anak ini,” ceritanya sembari meneteskan air mata.

 

Dalam kondisi sekarat, keluarga korban diminta menyiapkan uang Rp 1 juta untuk biaya dilakukan CT-Scan oleh pihak rumah sakit. Namun keluarga tidak ada uang, mereka tidak mengiyakan permintaan pihak rumah sakit.

“Kami bilang, kami tunggu pamannya dulu. Kalau sekarang tidak ada uang kami,” katanya dia di depan petugas rumah sakit.

Baca Juga  17 Perangkat Desa Dipecat Kades Secara Sepihak di Loteng

Di tengah kondisi belum ada keputusan pihak keluarga, sang bocah Khaerul Wardi terlihat sudah sangat lelah menahan rasa sakit dan kejang-kejang. Keluarga berharapa agar diperiksa supaya bisa membaik. Tapi terkendala uang, penanganan tidak bisa dilakukan.

“Kemungkin karena kita belum bayar makaknya mereka abai,” tuturnya.

 

Lebih menjengkelkan lagi, kata nenek korban, saat petugas mempertayakan biaya kembali dan meminta keluarga pasien untuk musyawarah masalah biaya. Padahal diketahui petugas keluarga sedang membacakan Surat Yasin.

“Petugas itu malah ketawa-ketawa pada saat lagi membacakan Surat Yasin,” katanya.

 

Sementara, diketahui korban meninggal dunia Kamis (18/7/2024) pukul 21.15 di RSUD Soedjono Selong. Pihak keluarga menyimpulkan jika korban meninggal dunia akibat lalainya pelayanan di rumah sakit dan persoalan biaya sebesar Rp. 1 juta.

 

Sampai berita ini diturunkan, Direktur RSUD Soedjono Selong beberapa kali coba dikonfirmasi via ponsel belum bisa.(fen)

 

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Koranlombok media online dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Koranlombok selalu menayangkan berita Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.