LOMBOK – Heboh sebuah postingan yang diunggah oleh salah satu akun di sosial media facebook. Dimana menu makanan bergizi gratis (MBG) berupa satu buah pisang, satu bungkus roti, satu butir telur rebus dan tiga biji buah kurma.
Postingan ini sontak menuai banyak pertanyaan dan kritik dari masyarakat. Menu ini dianggap tidak sesuai dengan biaya per porsi yang telah ditentukan pemerintah pusat Rp 10 ribu.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Wulandari membenarkan isi menu tersebut dan nilai gizi yang disajikan telah diperhitungkan dan telah ditentukan oleh ahli gizi agar mercukupi sebanyak 25 sampai 35 persen dari gizi harian anak untuk setiap porsi.
Sementara itu terkait anggapan menu roti yang dianggap terlalu murah untuk disajikan dalam program MBG, pihaknya menerima masukan masyarakat tersebut dan akan melakukan evaluasi lebih lanjut.
“Kan roti itu dan sudah tertera informasi nilai gizinya, makanya kami juga sudah perhitungkan nilai gizinya untuk dicocokan dengan rekapan dari ahli gizi,” katanya kepada media, Selasa (11/3/2025).
Wulandari merincikan, untuk tingkat TK sampai dengan tingkat SD kelas satu sampai kelas tiga per porsi setara dengan Rp 8 ribu, sementara untuk tingkat SD kelas 4 sampai dengan 6, SMP dan SMA dianggarakan Rp 10 ribu per porsi.
“Siklus menu yang disajikan juga berganti-ganti setiap harinya, menyesuaikan juga dengan bahan makanan yang digunakan,” bebernya.
Diketahui saat ini sudah ada delapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Lombok Tengah, selain di Desa Montong Terep, di Kecamatan Praya dapur khusus serupa juga ada di Desa Pengenjek, Kecamatan Jonggat.
Selanjutnya, di Desa Sukaraja, Praya Timur, Desa Bagu dan Desa Murbaya, Kecamatan Pringgarata, Desa Mertak di Kecamatan Pujut, Desa Bondir, Kecamatan Praya Barat dan Desa Jontlak, Kecamatan Praya Tengah.
“Satu dapur melayani kurang lebih tiga ribu porsi dan kami melayani kurang lebih 28 sekolah dari TK sampai SMA,” ungkapnya.
Salah satu guru di SDN 2 Bodak, Husnan mengatakan program MBG tersebut disambut baik oleh para siswa karena tak banyak mereka yang tumbuh dari keluarga prasejahtera. Sementara itu selama bula suci Ramadan menu program MBG terus diberikan kepada 179 siswa.
“Sementara itu menu MBG hari ini telah dibagikan ke siswa kelas satu dengan isi minuman sereal sachet, beberapa butir telur puyuh, beberapa biji kurma dan satu bungkus roti kemasan,” katanya.(nis)