LOMBOK – Kepala Dispora Lombok Barat, H. Arbain Ishak mengungkapkan kondisi anggaran pembinaan untuk atlet yang memprihatinkan. Hal ini disampaikannya saat dikumpulkan para pelatih masing cabang olahraga Jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut, akhir tahun 2024.
Selain mengumpulkan pelatih jelang PON, tujuan lain juga ini bagian dari persiapan menyambut Porprov NTB. Para pelatih ini dikumpulkan di salah satu lesehan Labuapi, Rabu (12/6/2024).
“Kita kumpulkan sama pelatih semua cabor untuk sama-sama meningkatkan kualitas dan bisa juara di event yang akan digelar,” kata Ishak.
Kegiatan pelatihan ini juga dihajatkan Dispora sebagai pengayaan kepada pelatih bagaimana management pelatihan Cabor, termasuk membangun pemahaman tentang peningkatan skill atlet untuk mendapatkan atlet-atlet berprestasi di Cabor yang mereka geluti.
“Supaya ada kesamaan pemahaman untuk peningkatan kwalitas pelatih supaya hasil yang diharapkan maksimal,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa fokus pada PON Aceh-Sumut tahun ini, sehingga platda bagi atlet-atlet yang membawa nama NTB supaya bisa menyumbangkan mendali nantinya. Selanjutnya, baru PON pihaknya secara marathon juga persiapkan Poprov sehingga atlet yang tidak masuk platda juga telah bersiap melakukan program latihan rutin.
“Ya kami siapkan juga selain yang ikut platda yang diluar platda terus dilakukan program latihan,” terangnya.
Arbain juga tetap optimis dalam menatap PON dan Porprov dimana sejumlah Cabor yang menjadi andalan Lombok Barat yang selalu mendulang mendali seperti panahan, renang, atletik, karate muangtay dan pencak silat diharapkan dapat mengikuti banyak nomor pertandingan. Akan tetapi kondisi di Lombok Barat banyak nomor yang diperlombakan namun terkadang atlet yang tidak ada.
Terdapat 30 nomor pada cabor-cabor tersebut namun pria yang menjadi arsitek FS Lobar itu, merinci bahwa minimnya dukungan sumberdaya dana dari pemerintah daerah menjadi tantangan tersendiri untuk membiayai operasional cabor-cabor sehingga banyak dari atlet harus merogoh kocek sendiri untuk mengikuti event-event bersekala nasional dan nasional.
“Kami sampaikan keterbatasan dana menjadi persoalan dalam pembinaan atlet kita saat ini,” ungkap Arbain.(zak)