Curhat Pedagang Bendera Musiman di Kota Praya, Jauh-jauh datang Dari Garut

oleh -1143 Dilihat
FOTO ANIS PRABOWO JURNALIS KORANLOMBOK.ID / Dery sedang menjajakan bendera di depan Kantor BWS NT I Praya.

Wajah Kota Praya selalu nampak berbeda jelang masuknya bulan Agustus. Begitu juga Agustus tahun 2024 ini. Sejumlah persimpangan dan pusat keramaian, diwarnai beragam jenis bendera dijejerkan untuk dijual. Ini juga sebagai tanda datangnya momen perayaan hari kemerdekaan rakyat Indonesia 17 Agustus. Berikut hasil liputan jurnalis Koranlombok.id.

 

….………………………….

 

RATA-RATA pedagang bendera musiman di Kota Praya merupakan warga dari Pulau Jawa. Mereka satu kelompok datang dari Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

Salah satu pedagang bendera musiman, Didin menceritakan jika dirinya sejak tahun 2011 selalu datang ke Kota Praya untuk berjualan bendera.

Ia menyampaikan, untuk tahun ini dia datang ke Lombok Tengah pada Sabtu (23/7/2024) bersama 15 orang rekannya. Di Lombok Tengah kelompok ini kemudian berpencar di sejumlah tempat yakni di Kota Mataram, Praya dan Kopang.

Baca Juga  Waspada! Angin Kencang Diperkirakan Sampai Bulan April

“Kalau di Praya ada yang di dekat SPBU, dekat kantor pengadilan dan di Lapangan Bundar Praya, di Kopang juga ada dua orang,” ceritanya kepada jurnalis Koranlombok.id.

Bapak empat anak ini mengatakan, alasannya berjualan bendera untuk menghidupi keluarganya. Sementara itu di Garut dia juga bekerja sebagai kurir sembako ke satu toko ke toko lainnya.

Alhamdulilah kalau kita berusaha pasti ada saja sih rezeki dan jalan yang diberi,” ucapnya.

Baca Juga  Dugaan Intimidasi Wartawan Oleh Oknum Perwira Polda NTB Disesalkan

Sementara itu bendera-bendera yang dibawanya didapatkan dari seorang pemilik konveksi yang menjadi bos mereka. Sedangkan untuk satu bendera atau umbul-umbul yang dijual dengan harga Rp 20 ribu sampai dengan Rp 50 ribu tergantung ukuran.

 

“Per buah saya dapat komisi dari bos sekitar 5 persen,” ungkapnya.

Saat ini hasil dari berjualan bendera tak menentu yang didapatkan, kata Didin, dagangannya akan ramai sekitar pertengahan minggu pertama bulan Agustus bisanya.

Tahun lalu penghasilannya sempat menurun, ini disebabkan karena menjamurnya online shop yang menjual bendera sekaligus dengan ongkos kirim yang murah.

Baca Juga  Bayi yang Lahir di Pinggir Jalan Raya Meninggal Dunia

“Tapi kan kadang diongkirnya juga beda lagi, bisa juga lebih mahal,” katanya.

Pedagang lainnya Dery, dia menjajakan bendera di depan Kantor Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I (BWS NT I) Praya. Dery mengatakan saat ini sudah banyak pesaing lainnya yang berjualan seperti dirinya.

Ia bersama rekan-rekannya saat ini tinggal dalam satu kontrakan dan selalu berjualan di tempat yang sama dari tahun ke tahun.

“Kalau sekarang banyak saingan, kalau dulu bisa sampai Rp 3 juta kadang Rp 2 juta satu orang tapi itu juga belum termasuk ongkos hidup,” ceritanya.(nis)

Tentang Penulis: Redaksi Koranlombok

Gambar Gravatar
Koranlombok media online dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Koranlombok selalu menayangkan berita Penting, Unik dan Menarik untuk dibaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.