LOMBOK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur merilis dampak musim kemarau saat ini. Terdapat tiga kecamatan berstatus siaga darurat kekeringan. Tiga kecamatan itu di antaranya, Kecamatan Sambelia, Kecamatan Peringgabaya dan Kecamatan Jerowaru.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lombok Timur, Lalu Muliadi menerangkan jika kondisi kekeringan terparah sejauh ini terjadi di Kecamatan Jerowaru. Dampak kekeringan dirasakan lebih dari 50 persen dari 15 desa di Kecamatan Jerowaru.
Kendati demikian, sejauh ini pihak BPBD belum melakukan pendistribusian air bersih kepada wilayah- wilayah yang terdampak. Sebab, fase penanganan bencana belum terlalu parah. Apalagi jika berkaca dari tahun- tahun sebelumnya sebanyak delapan kecamatan terdampak kekeringan.
“Ini masih fase siaga darurat, kalau sudah saatnya pasti kita akan distribusikan,” tegasnya pada jurnalis Koranlombok.id di ruang kerjanya, Senin (19/8/2024).
Kalak menerangkan jika distribusi air bersih secara menyeluruh akan dilakukan setelah nantinya BPBD menetapkan status tanggap darurat kekeringan, diperkirakan akan mulai terjadi pada bulan September. Saat ini pihaknya masih focus pada penyiapakan rencana penanganan, persiapan armada, teknis penanganan bencana dan penyediaan air baku untuk suplay kebutuhan kekeringan.
Berkaca dari tahun sebelumnya, BPBD menyebut masa tanggap bencana kekeringan bisanya terjadi dalam rentan waktu tiga bulan yakni, September hingga November. Namun demikian pihaknya tetap memberikan atensi jika ada desa atau wilayah tertentu yang belum memiliki sumber air baku sampai waktu tersebut.
“Biasanya tiga bulan, tetapi kalau belum ada air baku tersedia di masyarakat bisa kita perpanjang di wilayah tertentu,” katanya.
Perubahan status kekeringan dari siaga menjadi tanggap darurat kekeringan, nanti mengacu pada hasil laporan dari dinas- dinas teknis, pemerintah desa dan kecamatan, juga masyarakat yang terdampak kekeringan.
Ia menambahkan, meskipun belum dilakukan distrubusi air bersih dari BPBD, pihaknya menyebut masih bisa melakukan distribusi air skala terbatas dengan permintaan khusus baik dari desa, maupun kepala dusun. Kalak BPBD menyebut akan hanya bisa mendistibusikan dalam jumlah terbatas yakni satu hingga dua mobil tangki air bersih saja.
“Kalau sangat dibutuhkan bisa bersurat ke kami, nanti kami bisa penuhi tetapi jumlahnya sangat terbatas,” pungkasnya.(fen)