LOMBOK – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Timur Lalu Muliadi mencatat baru tiga kecamatan yang terdampak kekeringan yakni, Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Sakra Timur, dan Kecamatan Suela.
Katanya, jumlah ini masih rendah jika dibandingkan tahun sebelumnya yang tembus delapan kecamatan. Barometer ini juga membuat BPBD masih menetapkan status siaga darurat kekeringan di Lombok Timur.
“Dari 10 kabupaten dan kota di NTB statusnya masih sama siaga darurat, belum ada yang tanggap darurat,” tegasnya, Rabu (18/9/2024).
Kalak menerangkan jika tahun 2024 musim kemarau lebih pendek dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu, kondisi kekeringan sudah sangat dirasakan masyarakat sejak bulan September.
Namun demikian, untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, saat ini BPBD tetap melakukan distribusi air bersih sesuai dengan permintaan dari desa.
“Tetap kita respons, terutama untuk air bersih kalau ada permintaan dari desa langsung kita droping,” katanya.
BPBD memperkirakan puncak kemarau akan terjadi pada bulan Oktober. Namun demikian kondisi ini sangat bergantung cuaca, sebab kendati musim kemarau saat ini sering ada mendung di pada siang maupun pagi hari.
Dalam distribusi air berasih ini, BPBD belum melibatkan pihak lain, sebab permintaan masih bisa dipenuhi berdasarkan permintaan dari pemerintah desa.
“Kita belum bentuk tim, karena kita masih status siaga darutat juga,” bebernya.
BPBD tetap menunggu informasi jika adanya wilayah terdampak kekeringan dan membutuhkan suplai untuk air bersih masyarakat.(fen)