LOMBOK – Perwakilan warga Gili Meno, Gili Trawangan bersama WALHI NTB kembali mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Lombok Utara. Mereka menandatangani gedung dewan untuk meminta salinan berita acara hasil audiensi terkait krisis air bersih dan kerusakan lingkungan akibat aktivitas PT. Tiara Cipta Nirwana (PT TCN).
Dimana, berita acara yang ditandatangani Ketua DPRD Lombok Utara, Ketua Komisi I, Wakil Ketua Komisi II, Ketua Komisi III, Kalak BPBD, Sekban BAPPEDA, Direktur PDAM, Kadis PUPR, Kadis Pariwisata, Direktur WALHI NTB, dan perwakilan masyarakat Gili Meno, memuat poin-poin utama sebagai berikut:
- Untuk jangka pendek, pemerintah daerah tetap melakukan suplay air bersih ke Gili Meno.
- Menambahkan volume pasokan air bersih dan menambah titik penampungan air di Gili Meno.
- DPRD Kabupaten Lombok Utara merekomendasikan kepada pemerintah daerah dan Perusahaan Daerah Amerta Dayan Gunung untuk meninjau kembali keberlanjutan KPBU dengan PT Tiara Citra Nirwana (TCN) terkait penyediaan dan distribusi air bersih layak minum menggunakan teknologi SWRO.
- Untuk jangka panjang, pemerintah daerah melakukan penyaluran air bersih ke Gili Meno dan Gili Trawangan melalui sistem pipa bawah laut
Droping Air Tidak Berjalan Selama Dua Bulan
Dalam hearing lanjutan, Kepala Dusun Gili Meno Masrun menyampaikan bahwa selama dua bulan terakhir tidak ada lagi droping air dari Pemda.
“Kami hanya mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Situasi ini sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Direktur WALHI NTB, Amri Nuryadin menegaskan bahwa droping air bersih sebagai solusi jangka pendek harus segera dilanjutkan.
“Droping air bersih tidak boleh terhenti. Ini adalah kebutuhan mendesak, dan merupakan hak dasar warga atas air bersih yang harus dipenuhi,” ujar Amri.
Komitmen DPRD untuk Mendorong Pemenuhan Hak Warga
Ketua DPRD Lombok Utara, Agus Jasmani merespons pengaduan warga dengan menyatakan bahwa pihaknya akan segera bersurat resmi kepada Pemda untuk memastikan realisasi hasil audiensi sebelumnya, terutama terkait distribusi air bersih melalui tandon sebagai langkah darurat/solusi jangka pendek.
“Kami berkomitmen untuk mendorong Pemda melaksanakan droping air secepat mungkin sembari mempersiapkan solusi jangka panjang, yaitu pemasangan pipa bawah laut. Masalah ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut,” tegas Agus.
Warga Gili Matra berharap Pemda segera menjalankan komitmennya untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka. Selain itu, masyarakat menuntut tindakan tegas terhadap PT TCN atas pelanggaran yang telah dilakukan dan mendesak percepatan proyek pipa bawah laut untuk solusi distribusi air bersih yang berkelanjutan.(red)